Belakangan ini, pembahasan tentang trenggiling menjadi trending topic di dunia maya. Bagaimana tidak, hewan bersisik keras ini semakin langka karena tingkat perburuan yang semakin meningkat di seluruh dunia, terutama Asia.
Sedihnya, Indonesia adalah salah satu wilayah yang paling banyak memburu dan menjadi pemasok trenggiling ke negara tetangga. Sebenarnya apa yang membuat hewan ini begitu istimewa? Simak ulasan berikut ini!
1. Dipercaya Mampu Menambah Vitalitas Pria
Sebagian besar orang percaya bahwa konsumsi trenggiling dapat meningkatkan vitalitas pria. Hal ini sebenarnya belum terbukti secara ilmiah, namun kepercayaan secara turun temurun telah membuat banyak orang melakukan perburuan membabi buta.
Trenggiling (via BBC)
2. Disebut Jadi Bahan Sabu-Sabu
Beberapa sumber menyebutkan bahwa sisik keras trenggiling adalah salah satu bahan dalam pembuatan narkotika jenis sabu-sabu. Belum ada bukti yang jelas tentang hal ini, dan apa pengaruh trenggiling dalam pembuatan obat terlarang tersebut. Meski demikian, tingkat perburuan hewan ini di berbagai negara Asia memang cukup tinggi.
Trenggiling (via Kompas)
3. Fungsi Sisik Trenggiling
Kebanyakan pemburu memang mengincar sisik pelindung trenggiling. Strukturnya yang kuat memang berfungsi untuk melindungi diri dari predator dan pengaruh lingkungan. Sayangnya, kekuatan ini justru membuat trenggiling menjadi sasaran empuk pemburu manusia.
Trenggiling (via Mongabay)
4. Hukum Berburu Trenggiling
Menurut Peraturan Menteri LHK Nomor 106 tahun 2018 dan sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, trenggiling adalah hewan yang sudah memasuki status kritis (hampir punah). Para pelaku perburuan akan dikenai hukuman pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp100 juta.
Itulah beberapa fakta yang perlu kamu ketahui tentang trenggiling, hewan yang bisa menggulung diri dengan sangat kuat. Jika kamu menemukan hewan ini di alam liar, jangan dibunuh ya karena satwa ini termasuk yang harus dilindungi.
Trenggiling (via BKSDA Kalimantan Selatan)