Afrika Selatan dikabarkan mengalami kekeringan terparah selama lebih dari 113 tahun. Akibatnya, Pemerintah Provinsi Western Cape akan "meredupkan" sinar matahari demi mengatasi masalah kekeringan dan kelaparan di negara ini.
Kedengarannya memang tak masuk di akal. Meredupkan matahari? Bagaimana bisa? Tapi inilah satu-satunya cara yang paling efektif untuk menyelamatkan negara Afrika Selatan dari kekeringan dan kelaparan.
Penasaran gak, bagaimana cara mereka mereka "meredupkan" matahari? Ini dia penjelasannya!
Kekeringan ekstrim di Afrika Selatan (minanews.net)
# Memompa Sejumlah Besar Gas Sulfurdioksida ke Atmosfer
Rencana untuk meredupkan matahari ini dilakukan dengan cara memompa gas secara besar-besaran ke atmosfer di atas Kota Cape Town. Berbeda dengan sebuah film ang rilis di tahun 2007 tentang usaha para ilmuwan kembali menyalakan matahari dengan bom nuklir. Para ahli Cape Town justru meredupkan matahari.
Dengan cara ini diharapkan kemarau Afrika Selatan tidak terlalu panas, sehingga krisis air pun bisa berangsur teratasi.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan surat kabar "The Mail" dan "Guardian". Para peneliti mengungkapkan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk meredupkan matahari adalah dengan menyuntikkan partikel gas sulfurdioksida ke atmosfer Cape Town. Dari gas tersebut, terpaan matahari jadi bisa ditangkis, sehingga kondisi di daerah Cape Town jadi lebih sejuk.
Gas sulfur dioksida (doripos.com)
# Khawatir Adanya "Day Zero"
Day Zero disebut-sebut sebagai hari kiamat, atau hari/ masa di mana persediaan air telah habis. Sehingga manusia, hewan, dan tumbuhan punah.
Sedihnya, jika tidak segera diatasi. Para ilmuwan memprediksi bahwa di tahun 2100, kekeringan yang terjadi di Afrika Selatan akan semakin parah, bahkan lebih parah 3 kali lipat.
Namun, dengan skema menyuntikkan gas tadi, kemungkinan Day Zero yang akan dialami Cape Town pada tahun 2100 akan berkurang 90%.
Tim peneliti mengungkapkan bahwa dengan skema meredupkan matahari, suhu rata-rata global pada level 2020 melalui SAI akan mengimbangi risiko kekeringan Day Zero.
Tanah tandus akibat kekeringan dan kemarau panjang (beritasatu.com)
# Beberapa Ahli Mengecam Gagasan Menyuntik Gas ke Atmosfer
Meskipun bisa mengurangi risiko Day Zero di tahun 2100. Ada banyak ahli yang mengatakan bahwa cara menyuntikkan gas ke atmosfer bisa menyebabkan sistem iklim terganggu. Selain itu, cara tersebut punya potensi besar jadi sumber konflik antar-negara.
Waduh, kok serba salah. Jadi harus gimana dong biar kekeringannya teratasi dan gak ada efek samping ke sistem iklim? Kan kasihan masyarakat di Afrika Selatan. Terancam nyawanya. Hiks.