Tragis! 2 Siswi SMA Bunuh Diri Bersama-sama Karena Stres Akibat Tekanan Akademik, Isi Surat Terakhirnya Terungkap

2 Siswa SMA di Korea Selatan ditemukan tak sadarkan diri di atap perkantoran dan dinyatakan bunuh diri.

Peristiwa tragis terjadi di Korea Selatan. Di mana, dua gadis remaja membuat pilihan esktrem untuk mengakhiri hidupnya bersama-sama. Dilansir dari Koreaboo, dua remaja itu merupakan siswi SMA. Mereka teman sekelas di sekolah yang sama dan berada di tahun kedua.

Menurut Kantor Polisi Nonhyeon Incheon, kedua siswi itu naik ke atap bersama sebelum ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di atap gedung sebuah perkantoran 20 lantai di Nonhyeon-dong, Namdong-gu, Incheon pada 26 Desember 2022 sekitar pukul 01.10 waktu setempat.

Kejadian ini terungkap setelah seorang warga menghubungi nomor darurat 119 usai menemukan dua siswi tersebut. Tak butuh waktu lama, kedua siswi langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun sayangnya, keduanya dinyatakan meninggal dunia. 

Tragisnya, dua siswi itu dikonfirmasi meninggal bunuh diri karena stres akibat tekanan akademik yang dialaminya. Hal ini diketahui setelah polisi menemukan catatan bunuh diri para korban di lokasi kejadian bersama dengan tas dan ponsel milik mereka. 

Berdasarkan laporan dari JTBC, dikonfirmasi bahwa isi surat terakhirnya itu mengungkapkan perjuangan dan kekhawatiran mereka tentang tekanan akademik. Polisi menjelaskan tidak ada perselisihan keluarga atau masalah dengan teman-teman yang dibahas dalam surat terakhir korban tersebut. 

Meski polisi belum mencurigai adanya tindak pidana yang terlibat dalam kasus ini, mereka masih tetap menyelidiki penyebab sebenarnya dua remaja siswi tersebut memilih untuk bunuh diri. Sementara itu, kabar kepergiaan dua remaja SMA itu membuat publik patah hati.

Petugas Membawa Korban Ke Rumah Sakit (Allkpop)

Sistem pendidikan Korea Selatan yang sangat kompetitif memang dinilai mendorong siswa terlalu jauh. Menurut Statistics Korea, sebanyak 25,2 persen siswa sekolah menengah pertama dan atas berusia antara 13 dan 18 tahun mengalami depresi dan kecemasan dan kebanyakan karena tekanan akademik. 

Tingkat bunuh diri siswa juga sangat tinggi di negara tersebut. Seiring dengan itu, banyak orang yang setuju kalau sistem pendidikan di Korea Selatan harus diubah sepenuhnya. Orangtua juga diharapkan bisa merawat dan memperhatikan kesehatan mental anak-anaknya dengan lebih baik untuk menghindari kejadian serupa.

Ilustrasi Bunuh Diri (Wowkeren)