4 Fakta Unik Batik Mega Mendung, Karya Seni Cirebon yang Penuh Filosofi

Batik mega mendung adalah motif kain khas Cirebon yang cukup ikonik, bahkan dikenal hingga mancanegara. Apa saja hal menarik tentangnya? Berikut ulasannya!

Batik mega mendung adalah motif kain khas Cirebon yang cukup ikonik, bahkan dikenal hingga mancanegara. Saing populernya, batik ini dianggap sebagai salah satu karya seni kebanggaan warga Pantura Jawa Barat.

Namun di balik motifnya yang indah dan disukai pecinta batik, ternyata mega mendung memiliki banyak kisah menarik, lengkap dengan filosofinya yang mendalam. Seberapa menarik batik asal Jawa Barat ini? Yuk simak fakta-fakta uniknya berikut ini!

1. Mengenal Motif Mega Mendung

Mega sendiri berarti awan yang luas, sedangkan Mendung adalah simbol Keraton Cirebon yang memiliki visi mengayomi dan melindungi rakyatnya. Seperti namanya, mega mendung adalah motif batik yang dikenal dengan corak awan dengan bentuk bervariasi, misalnya segitiga, lancip, hingga lonjong. 

Motif ini terdiri dari 7 warna gradasi dengan biru tua sebagai warna dasar, kemudian dilanjutkan dengan warna yang lebih muda. Biasanya motif ini  juga dipadukan dengan motif-motif seperti naga, singa, burung, hingga harimau.

Batik Mega Mendung (via Liputan6)

2. Filosofi

Bukan sekedar corak, mega mendung ternyata memiliki makna yang mendalam. Gradasi 7 warna dikaitkan dengan filosofi tentang langit yang memiliki 7 tingkat, bumi dengan 7 lapisan tanah, serta adanya 7 hari dalam seminggu. Sementara itu, bentuk awan (sebagai pelindung bumi) juga dikaitkan dengan ajaran Taozisme yang mengajarkan bahwa Tuhan adalah pemilik kekuatan terbesar yang melindungi seluruh alam semesta.

Sedangkan menurut filosofi Jawa, mega mendung adalah simbol kesabaran dan ketelatenan. Pasalnya, dalam membatik, pengrajin memang dituntut untuk telaten, sabar, dan tidak mudah panas hati demi mendapatkan hasil yang sempurna. Selain itu, posisi awan pada mega mendung harus selalu horizontal karena memiliki makna sebagai pelindung yang menjaga segala sesuatu di bawahnya.

Batik Mega Mendung (via Lazada)

3. Beberapa Versi Sejarah Batik Mega Mendung

Dilansir dari laman Info Batik, ada beberapa versi yang menyebutkan asal mula terciptanya batik ini. Salah satu versi yang terkenal menceritakan bahwa batik ini adalah hasil karya yang diciptakan pendiri Kota Cirebon bernama Pangerang Walangsung, atau juga dikenal dengan nama Pangeran Cakrabuana. Saat berdiri di tepi sungai, dia terpesona dengan pemandangan pantulan air yang ada di permukaannya. Karenanya, dia melukiskan pemandangan itu di atas sehelai kain, sehingga jadilah motif mega mendung seperti yang kita kenal sekarang.

Versi lainnya, motif mega mendung adalah bentuk asimilasi dari kebudayaan Indonesia dan Tionghoa. Pada abad ke-16, kawasan Cirebon memang kedatangan banyak saudagar dari luar negeri, termasuk salah satunya bangsa Tionghoa. Selain karena urusan perdagangan, banyak pula pendatang yang kemudian menikah dengan warga lokal sehingga terjadilah pertukaran budaya. Salah satunya adalah Sunan Gunung Jati yang diketahui menikah dengan putri Tiongkok bernama Ong Tien.

Karena semakin tingginya interaksi, percampuran budaya pun tidak terhindarkan. Bangsa Tionghoa dikenal memiliki benda kerajinan, seperti keramik, kain, dan lain-lain dengan lambing yang menarik. Gambar-gambar itu kemudian menginspirasi lahirnya motif mega mendung hingga seperti yang kita kenal sekarang.

Batik Mega Mendung (via The Asian Parent)

4. Penggunaan

Dulunya mega mendung adalah jenis batik larangan, yaitu hanya boleh dikenakan oleh raja. Namun lambat laun, penggunaannya semakin meluas dan saat ini sudah dikenakan semua kalangan. Warnanya yang tergolong cerah dan tenang sangat sesuai untuk nuansa pantai sehingga banyak diminati di kawasan pantura.

Demikianlah sekilas penjelasan tentang batik mega mendung. Saat ini, motif mega mendung Cirebon sudah berkembang pesat dan tak hanya diaplikasikan pada kain. Banyak kerajinan seperti keramik, kaca, dan lain-lain yang menggunakan motif ini.

Batik Mega Mendung (via MB Tech)