Kelihatan Anggun, Wanita Cantik Ini Ternyata Prajurit Yang Bunuh 100 Pasukan ISIS, Langsung Jadi Buronan Untuk Jadi Budak Seks

Kisah prajurit cantik asal Denmark, Joanna Palani yang membunuh 100 pasukan ISIS.

ISIS digadang-gadang memiliki pasukan yang sulit dikalahkan. Namun anggapan ini dibantah oleh wanita cantik asal Denmark bernama Joanna Palani. Di tahun 2016 lalu, Joanna mengungkapkan kalau militan ISIS mudah untuk dibunuh. 

Bahkan tanpa ragu, Joanna menyebut kemampuan ISIS tidak ada apa-apanya dibandingkan Tentara Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang dinilai lebih terlatih dan punya keahlian sebagai mesin pembunuh. Lantas siapa sebenarnya sosok Joanna Palani?

Dari luar Joanna tampak begitu cantik dan anggun. Padahal sebenarnya dia adalah seorang prajurit yang sangat dicari oleh ISIS karena diam-diam-diam sudah banyak membunuh pasukan mereka. Joanna Palani sempat menyita perhatian dunia karena kisah hidupnya yang berperang melawan ISIS.

Dilansir dari Daily Mail, awalnya, Joanna sama seperti mahasiswa lain yang punya tujuan bersekolah dan mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Tapi tiba-tiba muncul niatan melawan ISIS karena dia percaya penerapan HAM harus diterapkan ke semua manusia tanpa terkecuali.

Saat niatan itu semakin kuat tumbuh, Joanna Palani yang kala itu masih berusia 23 tahun akhirnya memutuskan untuk angkat senjata dan terjun langsung ke medan pertempuran bersama Tentara Kurdi melawan ISIS. Walaupun akhirnya dia harus putus kuliah.

Dengan senapan SVD Dragunov dan Kalashnikov kesayangannya, Joanna dilaporkan sudah menghabisi sekitar 100 nyawa pejuang ISIS di medan pertempuran kedua negara. Atas prestasinya ini, Joanna dianggap sebagai sniper kebanggaan Batalion YPG, bagian dari Angkatan Bersenjata Pemerintah Regional Kurdistan di Irak.

Potret Cantik Joanna Palani (Tribunnews)

Dengan pakaian kamuflase, Joanna biasa 'berburu' pada malam hari, mulai dari tempat-tempat sepi, berbekal teropong termal, granat dan makanan kecil. Peperangan sendiri sudah tidak asing bagi Joanna Palani. Pasalnya, wanita yang lahir dalam keluarga Kurdi ini pernah hidup di pengungsian.

Pengalaman buruk semasa kecil dalam pengungsian itu serta kerasnya perjuangan keluarganya (orang-orang Kurdistan) dalam peperangan di Irak, secara tidak langsung membentuk Joanna berbeda dengan perempuan pada umumnya. Sejak kecil, Joanna sudah diajari kakeknya untuk menembak.

Karena aksinya yang membunuh pasukan ISIS ini, Joanna Palani sempat menjadi buronan atau orang yang paling dicari oleh ISIS. Sementara itu, pimpinan ISIS juga menyadari bahwa Kurdi punya mesin pembunuh yang agak unik tersebut.

Joanna Palani Dengan Senjatanya (Manado Post)

Untuk itu, mereka pernah membuat sayembara dan mengumumkan bahwa siapa saja yang bisa membunuh atau menangkap Joanna Palani, akan diberi hadiah sebesar 1 juta dolar atau sekitar Rp13 miliar. Tidak hanya itu, diakui Joanna, ISIS juga ingin membuatnya jadi budak seks. "ISIS memang sangat ingin menangkap saya, lalu menjadikan saya budak seks,” ungkapnya Joanna Palani.

Informasi tentang keganasan sniper Joanna ini tampaknya sengaja disebarkan untuk menurunkan moral pejuang garis keras ISIS. Di sisi lain, badan intelijen Denmark (P.E.T) pernah bermaksud 'mengamankan sang sniper', namun pihak kejaksaan tampaknya tak mau ambil risiko. 

Tidak disangka, wanita cantik dan kalem ini begitu sadis. Karena perbuatannya ini, Joanna Palani pernah mendekam di balik penjara. Kisah Joanna pun sempat viral. Banyak yang terkejut, sosok secantik Joanna Palani punya perjuangan besar untuk melawan ISIS!

Joanna Palani Saat Beraksi (Tribunnews)