Selain kain batik, ada pula pakaian khas Indonesia yaitu kain tenun. Kerajinan buatan rumah tangga ini biasanya sering ditemukan pada setiap suku dan daerah.
Masing-masing kain tenun memiliki motif yang khas dengan cara pembuatan yang berbeda dari kain biasa pada umumnya. Maka, tak heran jika kain tenun dibandrol hingga jutaan rupiah.
Seperti kain tenun khas Desa Nggela di Pulau Flores, dimana satu lembar kainnya berukuran besar saja termurahnya dihargai sekitar Rp 2,5 juta.
"Rata-rata Rp 2,5 juta. Itu harga yang murah, lho, untuk kain tenun seperti ini," kata Koordinator Lembaga Nggela Kami Latu Tatty, ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Keunggulan dari kain tenun Nggela ini, menurutnya, terlihat dari hasil tenunan yang kuat sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu panjang, bahkan hingga puluhan tahun.
Menurut Tatty, dirinya pernah diberi kain tenun asli Desa Nggela yang usianya sudah mencapai hingga 70 tahun. Dibalik kuatnya hasil tenun serta kain yang berumur panjang tu, tak lepas dari proses pembuatan yang juga sangat lama.
Alasan mengapa kain tenun dijual dengan harga yang sangat tinggi (via kompas.com)
"Mama-mama di sana biasa bikin satu potong kain tenun bisa enam bulan sampai dua tahun," katanya.
Menurut desainer Hayuning Subadra, proses pembuatan kain tenun Nggela paling lama terjadi saat proses pewarnaan. Apalagi jika warna yang digunakan masih alami terbuat dari bahan-bahan lama seperti daun dan kayu.
"Jadi petikin indigonya, jadi pewarna alam. Atau dari kayu-kayu lalu diubah jadi bubuk. Kalau tenun sendiri paling tidak membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan. Tapi pembuatan warna alami itu yang paling lama," ucap perempuan yang akrab disapa Adra tersebut.
Alasan mengapa kain tenun dijual dengan harga yang sangat tinggi (via idntimes.com)