Menjelang mudik 2022 , banyak warga yang antusias untuk melakukan vaksin booster atau vaksin Covid-19 dosis ketiga. Hal ini setelah pemerintah menerapkan vaksin booster sebagai syarat perjalanan mudik. Seiring hal ini, masih banyak masyarakat yang melakukan kesalahan.
Misalnya, masih banyak orang yang berolahraga berat setelah mendapat vaksin booster. Padahal usai vaksin, kamu disarankan untuk menahan diri untuk melakukan olahraga berat. Bukan tanpa alasan, olahraga berat setelah vaksin justru bisa menurunkan imunitas tubuh.
“Olahraga berat akan menurunkan imunitas, kemampuan tubuh untuk membuat zat antibodu terhadap Covis-19 menjadi lebih buruk,” ujar dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto yang dikutip dari CNN.
Sebagai informasi, vaksinasi baik primer maupun booster bertujuan mendukung fungsi pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu, tubuh harus dalam kondisi sehat dan fit. Jadi, sebaiknya tidak melakukan olahraga berat setelah maupun sebelum vaksin. Tapi tidak masalah kalau ingin melakukan olahraga ringan.
“Kalau olahraga gimana? Umumnya orang olahraga itu sampai capek, pegal, berkeringat, napas ngos-ngosan. Kita bayangkan saja, kalau sampai badan sakit, itu sehat enggak? Jawabannya tidak. Sebelum vaksin jangan olahraga berat. Kalau ringan boleh,” kata Michael.
Banyak orang memaknai olahraga berat seperti yang dilakukan para atlet. Padahal, kriteria olahraga berat dilihat dari sebagai sesuatu yang relatif atau subjektif. Misalnya, kamu merasa lari 10 km dalam satu sesi sudah begitu berat. Tapi untuk orang yang suka lari, jarak 10 km belum berarti apa-apa.
Foto: Olahraga Setelah Vaksin (HomeCare24)
Jadi, parameter pasti dan bisa digunakan siapapun untuk menentukan intensitas olahraga, termasuk berat atau ringan adalah dengan mengukur denyut jantung. Olahraga intensitas berat maka denyut jantungnya di atas 70 persen dari denyut jantung maksimal.
Sementara olahraga yang tidak berat maka denyut jantungnya sekitar 50-70 persen dari denyut jantung maksimal. Adapun rumus untuk menghitung detak jantung maksimal adalah 220 dikurang usia. Misalnya, orang berusia 60 tahun maka detak jantung maksimalnya; 220 – 60 = 160 detak per menit.
Foto: Olahraga Setelah Vaksin (Grid.ID)