Baru Tahu! Ternyata Sushi Bukan Asli Dari Jepang Tapi Kawasan Negara Ini, Simak Asal-Usulnya

Bukan asli dari Jepang, ternyata asal-usul sushi dikenal dari kawasan Asia Tenggara.

Banyak dari kamu mungkin mengenal sushi  sebagai makanan asli Jepang . Padahal kenyataannya bukan loh! Dikutip dari South China Morning Post, executive chef di Restoran Nobu, Hong Kong, Kazunari Araki mengatakan sushi memang bukan dari Jepang.

Chef yang sudah lebih dari 20 tahun berkecimpung dalam pembuatan sushi ini mengatakan kalau makanan tersebut merupakan kombinasi nasi dan ikan yang dikenal pada abad ke-3 di sepanjang sungai Mekong, Asia Tenggara. Sungai ini sendiri melintasi Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos dan Kamboja.

Ketika itu, orang-orang yang tinggal di sekitar sungai akan menangkap ikan. Namun karena iklimnya yang sangat panas, mereka menemukan cara untuk menyimpan ikan agar tetap segar dan tidak membusuk yakni dengan menggunakan campuran nasi dan garam.

Di mana, ikan akan lebih dulu dibersihkan dan dipotong-potong, lalu ditutupi dengan campuran nasi tersebut dan disimpan di wadah selama beberapa bulan. Untuk menjaga keawetan ikan, penyimpanan bisa dilakukan lebih lama. Ketika ingin dikonsumsi, nasi dibuang karena bisa terlalu asin jika dimakan.

Metode fermentasi ini kemudian dipraktikkan di China pada abad ke-12, sebelum akhirnya diikuti oleh Jepang yang kemudian dikenal dengan istilah narezushi. Pada abad ke-16, metode fermentasi ini berganti dari penggunaan garam menjadi cuka. Proses itulah yang menjadi langkah awal kemunculan sushi.

Pengunaan cuka ini yang melahirkan istilah ‘sushi’ yang berarti ‘nasi bercuka’. Beda saat menggunakan garam, saat menggunakan cuka, pembuatan sushi hanya memerlukan marinasi ikan selama beberapa jam saja. Saat itu, ukuran sushi juga tidak kecil-kecil seperti sekarang ini.

Foto: Sushi (Suara.com)

Di awal kemunculannya, potongan sushi terbilang besar nyaris seukuran telapak tangan atau onigiri. Tapi pada abad ke-18, ukuran sushi semakin menyusut. Saat awal muncul, sushi juga termasuk makanan yang sangat mahal. Konon harga sushi waktu itu sama dengan pungutan pajak ke negara.

Dahulu, sushi disantap dengan tangan lagsung, tanpa bantuan sumpit seperti sekarang. Seiring berjalannya waktu, tepatnya di zaman Edo, sushi menjadi makanan cepat saji yang bisa disantap jika buru-buru dan mulai dijual di tenda-tenda kaki lima. Bagaimana kamu sudah tahu asal-usul sushi kan?

Foto: Sushi (Kompas.com)