Mengeklaim Dirinya sebagai "Putra Allah Terpilih" dan "Pemilik Alam Semesta", Pendiri Gereja Ini Paksa Gadis-Gadis Berhubungan Intim Dengannya

Mengeklaim Dirinya sebagai "Putra Allah Terpilih" dan "Pemilik Alam Semesta", Pendiri Gereja Ini Paksa Gadis-Gadis Berhubungan Intim Dengannya

Berita tentang pelecehan seksual di Indonesia kian marak. Terlebih yang melibatkan oknum terpercaya seperti guru atau pengasuh pondok pesantren. Ternyata, kasus pelecehan yang melibatkan pemuka agama nggak cuma terjadi di Indonesia aja, lho. 

Apollo Carreon Quiboloy, seorang pendiri sebuah gereja Restorasionis yang berbasis di Filipina dituduh memperdagangkan gadis-gadis muda dan memaksa mereka untuk berhubungan seks dengannya. Pria yang mengklaim dirinya sebagai "Anak Tuhan yang Ditunjuk" dan "Pemilik Alam Semesta" itu kini menghadapi dakwaan di pengadilan Amerika Serikat (AS), meski dirinya masih berada di Filipina. 

Menurut Departemen Kehakiman AS, Quiboloy dalam aksinya mengancam para gadis muda dengan "kutukan abadi" jika mereka menolak "melayani"-nya. Pengumuman dakwaan terhadap Quilboloy, yang disebut-sebut sebagai sekutu Presiden Rodrigo Duterte itu diumumkan Departemen Kehakiman Amerika pada November 2021 lalu. 

Lebih lanjut, departemen itu mengatakan bahwa Quilboloy mengumpulkan uang tunai berkedok amal yang berbasis di California. Uang tunai itulah yang dia gunakan untuk merekrut para gadis muda di Filipina yang akan dibawa ke AS untuk bekerja di sebuah gereja bernama Kingdom of Jesus Christ, The Name Above Every Name (KOJC). 

Beberapa gadis yang direkrut tersebut akan dipekerjakan untuk mengumpulkan lebih banyak uang guna membantu mendanai gaya hidup mewah Quiboloy.

Pria berusia 71 tahun tersebut bersama dengan dua terdakwa lainnya sekarang didakwa dengan perdagangan seks perempuan berusia 12 hingga 25 tahun untuk bekerja sebagai asisten pribadi atau "pastoral" untuk Quiboloy.

"Para korban menyiapkan makanan Quiboloy, membersihkan tempat tinggalnya, memberinya pijatan dan diminta untuk berhubungan seks dengan Quiboloy dalam apa yang oleh para pastoral disebut 'tugas malam'," kata Departemen Kehakiman AS dalam siaran pers, yang dilansir dari AFP, Senin (14/2/2022).

"Terdakwa Quiboloy dan administrator KOJC lainnya memaksa pastoral untuk melakukan 'tugas malam'–yaitu, seks–dengan terdakwa Quiboloy di bawah ancaman pelecehan fisik dan verbal dan kutukan abadi." 

Dakwaan tersebut menuduh skema perdagangan seks berlangsung setidaknya selama 16 tahun hingga 2018 silam. 

Apollo Carreon Quiboloy, Pendiri sebuah Gereja Filipina yang Memaksa Gadis-Gadis untuk Berhubungan Seks Dengannya (GNOMIC Magazine)

"Para korban yang mematuhinya diberi makanan enak, kamar hotel mewah, perjalanan ke tempat-tempat wisata, dan pembayaran tunai tahunan yang didasarkan pada kinerja, dibayar dengan uang yang diminta oleh pekerja KOJC di Amerika Serikat," bunyi dokumen dakwaan.

Sebagai informasi, dakwaan tersebut merupakan pengembangan dari dakwaan sebelumnya dengan total sembilan terdakwa. Tiga di antaranya sudah ditangkap di AS sebelumnya.

Quiboloy, yang memelihara tempat tinggal besar di Hawaii, Las Vegas, dan pinggiran kota Los Angeles yang megah, diperkirakan berada di Davao City, di Filipina, bersama dengan dua orang lainnya yang disebutkan dalam dakwaan. Pihak gereja juga mengeklaim telah mengumpulkan enam juta anggota di 200 negara sejak didirikan oleh Quiboloy pada 1985. 

Duterte pernah muncul dalam foto yang diposting di halaman Facebook resmi Quiboloy pada bulan Oktober, dengan caption: "Presiden Rodrigo Duterte dalam makan malam pribadi dengan teman dekat dan penasihat spiritual Pastor Apollo C. Quiboloy." 

Menjawab rumor tersebut, juru bicara kepresidenan Karlo Nograles menolak mengomentari "hubungan pribadi" Duterte dengan Quiboloy. Nograles mengatakan dia tidak mengetahui apakah Amerika Serikat telah mengajukan permintaan ekstradisi untuk Quiboloy, tapi Filipina akan bekerja sama jika ada yang melawan siapa pun.

Seorang sekretaris pengacara Quiboloy di Filipina mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ada "pertemuan darurat" dan bosnya, Dinah Tolentino-Fuentes, tidak bersedia untuk mengomentari kasus tersebut.

Wah, kok nggak mau speak up, sih? Kira-kira kenapa ya, Gengs?

Apollo Carreon Quiboloy, Pendiri sebuah Gereja Filipina yang Memaksa Gadis-Gadis untuk Berhubungan Seks Dengannya (South China Morning Post)