Menteri BUMN Erick Thohir terkejut saat mengetahui toilet di SPBU ternyata meminta pengguna untuk membayar usai menggunakan toilet. Hal itu sempat viral dan membuat orang nomor satu di BUMN itu mengkritik kebijakan tersebut.
Pihak Pertamina pun dengan sigap merespon kritik dari Erick dan akan melakukan kordinasi dan sosialisasi kepada SPBU yang masih meminta bayaran kepada penggunanya.
Memang banyak toilet SPBU yang dijaga oleh seseorang petugas SPBU dan meminta uang bayaran atau hanya menunggu kotak uang yang nanti kotak itu akan dimasukan uang oleh pengguna toilet. Biasanya biaya yang dikeluarkan pengguna berkisar Rp 2 ribu atau Rp 5 ribu.
Mungkin banyak yang tidak mengetahui biasanya uang-uang hasil dari bayaran pengguna toilet SPBU digunakan untuk apa atau siapa yang mengelolanya? Dilansir dari Merdeka, salah seorang penjaga toilet SPBU di Bekasi mengatakan dalam sehari terkumpul sekitar Rp 100 ribu.
Memang dalam toilet tersebut tidak tercantum berapa uang yang harus dibayar pengguna toilet. Memang penjaga toilet SPBU tidak mematok berapa pengguna toilet harus membayar. Intinya bayaran lebih kepada sukarela saja.
Toilet di SPBU (Motorplus)
Jika per hari uang yang terkumpul sebesar Rp 100 ribu maka dalam sebulan sekitar Rp 3 juta menjadi total pemasukan toilet SPBU tersebut. Uang itu digunakan untuk membeli alat-alat kebersihan, seperti pembersih kamar mandi, pewangi, dan alat kebersihan lainnya.
Secara logika memang uang toilet di SPBU pasti tidak akan habis meski sudah digunakan untuk membeli keperluan kebersihan kamar mandi. Sebab sisa uang masuk ke kantong penjaga toilet untuk dipakai membeli makan atau kopi.
Penjaga Toilet di SPBU (Suara)