Miris! Dikira Tajir Melintir, Ternyata Ini Kenyataan Hidup Mbak-Mbak SCBD

Miris! Dikira Tajir Melintir, Ternyata Ini Kenyataan Hidup Mbak-Mbak SCBD

Diketahui banyak memiliki hutang konsumtif dan berusaha tampil kaya dihadapan orang lain, padahal bergaji pas-pasan, gaya hidup para wanita karier yang bekerja di perusahaan di kawasan Sudirman Central Business District atau SCBD ini belakangan jadi sorotan warganet. Bahkan, para warganet punya julukan untuk mereka, yakni 'mbak-mbak SCBD'.

Beberapa dari karyawan SCBD terperangkap dalam utang konsumtif untuk tampil mewah. Salah satu karyawan SCBD bahkan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar anaknya. Hingga sang anak karyawan tersebut mengalami kekurangan gizi atau bahkan stunting. Penasaran seperti apa lengkapnya? Simak ulasan berikut, yuk!

 

Penampilan Mewah Para Pekerja di Kawasan SCBD Jomplang dengan Kenyataan

Isu mengenai gaya hidup pekerja SCBD ini bermula dari sebuah thread yang berisi opini tentang mbak-mbak SBCD yang tampil fancy tapi gaji mereka pas-pasan.

 

Seorang pengguna sosial media bernama John Dee mengaku pernah bekerja sebagai manager di salah satu perusahaan di SCBD. Ia menyebut jika realitanya para karyawan SCBD banyak memiliki hutang konsumtif dan berusaha tampil kaya dihadapan orang lain, padahal bergaji pas-pasan.

"Mayoritas orang yang bekerja di kawasan segitiga emas Jakarta dan SCBD itu hanya digaji minimal UMR Jakarta atau sedikit di atasnya (sekitar 5 s.d 6 juta), sebagian kecil lagi berpenghasilan diatas 10 juta, hanya sedikit yang berpenghasilan di atas 30juta, dan jauh lebih sedikit yang berpenghasilan di atas 50 juta," ungkapnya.

John Doe juga menceritakan jika mengenal salah satu karyawan SCBD mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar anaknya. Hingga sang anak karyawan tersebut mengalami kekurangan gizi atau bahkan stunting. Di sisi lain, di kawasan SCBD juga masih banyak ditemukan warung makan yang menjual makanan di bawah Rp15 ribu hingga Rp20 ribu.

"Di kawasan SCBD sendiri masih banyak warung makan yang sangat ramai dikunjungi pegawai yang mencari makan dengan budget 15 ribu," tuturnya.

Dan yang lebih miris yang dibagikan oleh John Doe adalah beberapa dari karyawan SCBD terperangkap dalam utang konsumtif untuk tampil mewah.

"Kebanyakan dari mereka itu terperangkap dalam utang konsumtif, tidak memiliki aset, dan berusaha tampil kaya tapi aslinya pas-pasan. Mereka terperangkap karena keinginan dan kesalahan mereka sendiri," ujarnya.

Lebih lanjut, John Doe mengatakan jika mereka karyawan SCBD itu membeli barang yang mewah hanya untuk menarik perhatian prang lain.

"Salah satu hal paling bodoh yang anda lakukan kepada diri sendiri ialah berutang untuk membeli barang yang anda tidak mampu demi mengesankan orang yang tidak anda sukai," imbuhnya.

Dari pengalaman cerita John Doe dengan judul 'Berapa gaji minimal untuk bisa disebut 'Mbak-mbak SCBD', rupanya banyak juga dialami oleh pengguna Twitter lainnya.

"Banyak kok yang begini. Nggak cuma mbak-mbak SCBD doang. Ya adalah kenalanku, demi hidup hedon, gaji pas-pasan tapi kredit mobil, HP iphone keluaran terbaru, tas jam sepatu dll branded. Pada akhirnya gaji tiap bulan habis cuma untuk bayar kartu kredit," tulis pemilik akun @lizadesaire.

"Kalo gini sih banyak bahkan bukan mbak-mbak SCBD juga. Kerja buat kasih makan kartu kredit, pergi liburan ke Jepun, Thai, barang-barang branded tapi ya begitulah," tulis pemilik akun @chachaneysha.

Kenyataan Hidup Mbak-Mbak SCBD yang Selalu Kelihatan Kaya Raya (Detikcom)

 

Berapa Gaji Staff di Kawasan SCBD?

Sebenarnya, berapa sih gaji staff di Kawasan SCBD? Menjawab pertanyaan tersebut,, Chairman Asosiasi Praktisi dan Profesional SDM Future HR Audi Lumbantoruan mengungkap untuk di kawasan SCBD untuk entry level atau tingkat awal kisaran gajinya mulai dari Rp6 juta hingga Rp10 juta.

"Itu staf. Kalau memang dia udah senior mungkin bisa Rp12 juta hingga 15 juta. Tetapi sekali lagi jangan menggeneralisasi karena industri dan model bisnis itu juga berpengaruh," katanya dikuti dari Finance.detik.com, Selasa (23/11/2021).

Mengenai gaji juga disebut tergantung dari standar masing-masing perusahaan.

"Artinya perusahaan itu memberikan salary itu dengan mempertimbangkan apa, pengalaman, background education, job marketnya seperti apa, itu ada standarnya," lanjutnya.

Menanggapi soal gaya hidup karyawan SCBD yang terkenal high class, menurutnya itu hal yang wajar mengingat lingkungan di SCBD menjadi lingkungan percontohan dan elit.

"Tetapi ya sebenarnya tergantung bagaimana pembawaan kita. Kalau gaya itu kan ujungnya bagaimana acceptance kita di tengah masyarakat. Bahayanya kalau sudah konsumtif, berusaha untuk mendapatkan jadi melakukan pinjaman atau kredit ya," tuturnya.

Gaya hidup seseorang memang erat kaitannya dengan kebiasaan mengatur keuangan. Terus-terusan ingin terlihat mewah bisa membuat celaka dan yang paling fatal terjerembang pada utang konsumtif.

Penting untuk kita tahu bagaimana membentuk kebiasaan mengatur keuangan secara sehat. Kamu bisa mulai membangun kesadararan dengan mulai menabung atau berinvestasi.

Kenyataan Hidup Mbak-Mbak SCBD yang Selalu Kelihatan Kaya Raya (Shutterstock)