Anak STM atau Sekolah Teknik Menengah sering terlibat dalam peristiwa tawuran yang terjadi di jalan melawan sekolah lain. Sudah sejak dulu memang anak STM sering dikaitkan dengan kekerasan, khususnya tawuran pelajar.
Dilansir dari beberapa sumber, anak STM yang mayoritas laki-laki memiliki mental jiwa muda yang membutuhkan tantangan, menganggap pertemanan harga mati, hingga sering emosi ketika melihat anak sekolah lain.
Karena siswa STM banyak yang laki-laki sehingga selain tawuran mereka sering melakukan bolos pelajaran. Saat bolos pelajaran biasanya anak-anak STM sering mencari aktivitas lain salah satunya menyerang sekolah lain.
Anak STM saat menyerang sekolah lain biasanya dilandasi oleh beberapa faktor, misalnya hal tersebut bermula dari saling ejek antar sekolah sehingga menyulut salah satu murid sekolah untuk menyerang sekolah lain dan berbuntut tawuran.
Pertemanan yang erat memang baik dalam kehidupan, namun bagaimana jika pertemanan yang erat bisa memicu adanya tawuran. Semisal salah satu anak STM sedang memiliki masalah dengan anak sekolah lain, tak terima temannya bermasalah, teman-teman anak itu langsung menyerang anak sekolah dan menyebabkan tawuran.
Ilustrasi Anak STM (Kompas.com)
Satu lagi masalah yang kerap memicu anak STM tawuran adalah masalah perempuan. Misalnya ada anak STM yang merasa pacarnya direbut oleh anak sekolah lain, tak terima maka ia mengajak banyak teman-temannya untuk menyerang sekolah tersebut.
Kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia membuat anak STM tak datang ke sekolah untuk belajar dan adanya larangan berkerumun membuat mereka kini jarang melakukan aksi tawuran di jalan.
Anak STM Tawuran (CNN Indonesia)