Sederet Fakta dan Misteri Paling Seram dari Gunung Lawu

Sederet Fakta dan Misteri Paling Seram dari Gunung Lawu

Gunung Lawu terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, lebih spesifiknya Gunung Lawu berdiri diatas Kabupaten Karanganyar, Magetan, dan Ngawi. Gunung Lawu memiliki tiga puncak, yakni Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan puncak tertinggi bernama Hargo Dumilah.

Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura, banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan. Pendakian standar dapat dimulai dari tiga tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Candi Cetho di Karanganyar, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur.

Gunung setinggi 3.265 meter ini telah lama terkenal memiliki aura magis di kalangan masyarakat sekitarnya. Menurut mitosnya, gunung Lawu memiliki kaitan yang sangat erat dengan kerajaan Mataram Lama dan Majapahit. Lantas, apa sajakah fakta dan misteri di gunung Lawu yang paling terkenal sejak lama?

1. Terdapat Sumber Mata Air Penuh Mitos

Sendang Drajat adalah bagian dari misteri gunung Lawu via Cemoro Sewu yang mengagumkan. Menariknya air di Sendang Drajat tidak pernah kering, walau pun di musim kemarau sekali pun. Beberapa anggota masyarakat percaya bahwa air Sendang Drajat berpengaruh pada keberuntungan orang yang menggunakannya.

2. Banyak Pendaki Gunung yang Hilang

http://merbabu.com/

Banyaknya pendaki yang hilang di Gunung Lawu masih menjadi misteri bagi kebanyakan orang. Banyak yang berspekulasi bahwa pendaki yang hilang di Gunung Lawu akibat dari mereka yang tidak menghormati alam, ada juga yang berpendapat bahwa pendaki hilang karena tersasar dan orientasi medan yang buruk dari korban. Entah apa sebabnya, pendaki yang hilang masih kerap terjadi di Gunung Lawu.

3. Mitos Jalak Lawu

https://backpackerjakarta.com/

Jalak Lawu dikenal sebagai burung yang memiliki pertanda baik bagi para pendaki. Si burung ini bukan tidak mungkin merupakan perwujudan abdi dalem prabu Majapahit yang dalam legendanya moksa di gunung tersebut. Menurut cerita, pernah ada seorang pendaki yang tersesat di tengah pendakian. Namun, seekor burung jalak berwarna hitam tiba-tiba muncul di ranting-ranting tepi rute pendakian. Burung itu seolah menuntun untuk terus mendaki hingga mencapai puncak.

4. Candi Peninggalan Majapahit

https://jurnalsumsel.pikiran-rakyat.com/

Di bagian barat gunung Lawu, berdiri dua buah candi peninggalan kerajaan Majapahit yang cukup terkenal. Candi pertama adalah Candi Sukuh, sementara candi keduanya adalah Candi Cetho. Kedua candi ini memiliki jarak sekitar 4 kilometer. Diyakini bahwa kedua candi ini merupakan candi yang keramat. Baik candi Sukuh mau pun candi Cetho, sama-sama dibangun pada masa akhir kerajaan Majapahit. Masa dimana Sang Prabu dan Sabdopalon memutuskan untuk moksa di gunung Lawu.

https://travelspromo.com/