Kisah Anak Tionghoa Mualaf, Dulu Pedagang Kacang Sekarang Punya Proyek Triliunan

Kisah Anak Tionghoa Mualaf, Dulu Pedagang Kacang Sekarang Punya Proyek Triliunan

Kisah inspiratif datang dari seorang mualaf bernama Jusuf Hamka. Pengusaha sukses berdarah Tionghoa itu sudah dikenal sebagai orang yang dermawan, namun hidupnya tetap sederhana.

Belum lama ini, dirinya diwawancarai oleh Arie Untung di masjid miliknya sendiri. Di situlah Jusuf bercerita bagaimana Tuhan bisa memberikannya kecukupan dan harta yang berlimpah.

Dan ternyata, hal tersebut bisa terjadi lantaran dirinya yang selalu berbagi sehingga kerap dikembalikan dengan hal yang lebih besar.

"Menurut saya, ketika ada orang yang kontak. Minta saya sedekah, atau minta bantuan apa gitu. Itu bukan dalam arti nyusahin. Itu Allah sayang sama kita. Itu Allah kirim ke kita, kita bantu. Dengan kita bantu, rezeki kita ditambah puluhan kali dari itu," kata Jusuf seperti dikutip dari channel YouTube CERITA UNTUNGS.

Ia yakin, bahwa Allah selalu membalas setiap sedekah yang dikeluarkan umatnya dengan puluhan kali lipat kebaikan.

"Kalau semisal kasih seribu. Insyaa Allah, Allah kasih kita sepuluh ribu minimal. Jangan-jangan sejuta. Ini yang saya alami selama ini. Makin banyak memberi, makin banyak diberi," paparnya.

# Anak Kampung Pegang Rp15 Triliun

Pria dengan nama asli Alun Josef itu saat ini sedang memegang sebuah amanah baru, yakni proyek pembangunan tol 3 tingkat yang merogoh kocek hingga Rp 15,9 triliun.

"Kita baru dapat proyek, membangun jalan tol dari Priok sampai Pluit non-stop sembilan koma enam kilo. Jadi triple decker di atas yang sekarang. Dan ongkosnya mahal, Rp15,9 triliun," ungkap Jusuf.

Kisah Jusuf Hamka, pria keturunan Tionghoa mualaf yang dulunya pedagang kacang, kini bisa punya proyek triliunan (via youtube)

Sampai saat ini, Jusuf mengaku sering tak percaya atas nasib hidupnya. Padahal dulunya ia hanyalah anak kampung biasa yang rasanya tak mungkin punya proyek triliunan.

"Anak kampung mas, haha. Dulu megang uang Rp15 juta saja kagak bisa. Sekarang malah dikasih proyek Rp15,9 T. Itu siapa yang pintar? Itu semua gara-gara Allah. Keren kan, anak kampung dikasih rezeki kota sama Allah. Kalau mau sedekah, jangan sama orang yang kenal saja," paparnya sembari tertawa.

# Bangun Masjid Sebagai Rasa Syukur

Selama dikenal sebagai seorang mualaf, Jusuf dikenal sebagai orang yang suka berbagi. Ia juga punya cita-cita untuk bisa membangun 1.000 masjid di seluruh Indonesia.

Ia mengaku jika rumah ibadah merupakan tempat yang ia dirikan sebagai bentuk syukur atas kebaikan Allah SWT terhadapnya selama ini.

Kisah Jusuf Hamka, pria keturunan Tionghoa mualaf yang dulunya pedagang kacang, kini bisa punya proyek triliunan (via instagram)

"Membangun masjid ini, selain dari menyampaikan terima kasih pada Tuhan dan tentunya ini bernostalgia saja. Dulu saya waktu masih SD, saya suka dagang es mambo, yang pakai plastik, dagang asongan pakai papan. Sama kacang goreng yang diplastikin," cerita Jusuf.

# Dagang Kacang di Masjid Istiqlal

Siapa sangka jika dulunya Jusuf pernah menjadi pedagang kacang milik orang tua temannya. Ia dan temannya ketika kecil, sering berjualan di sekitar Masjid Istiqlal.

Ketika lelah, Jusuf sering tertidur di serambi masjid. Ia mengaku merasa sangat nyaman karena bisa beristirahat di masjid.

"Itu saya sering dagang bawa ke Masjid Istiqlal. Dan pada saat itu saya pulang sekolah, jam 12 habis makan saya langsung ambil dagangan di tempat ibunya teman saya. Tanpa sepengetahuan orangtua saya itu. Di kala saya lelah, saya tidur di emperan Masjid Istiqlal. Sejuk sekali itu, nikmat sekali, lantainya marmer. Dulu rumah kita masih tanah merah," ucap Jusuf.

# Kebaikan Umat Islam

Selain itu, Jusuf merasa jika ia mendapatkan hikmah besar ketika berjualan di sekitar wilayah umat muslim. Ia sering mendapatkan tip tambahan hingga bisa mentraktir teman-teman lainnya yang juga sesama pedagang.

"Habis tidur kita dagang kepada saudara-saudara umat Islam yang salat di situ. Saya sering dikasih tip. Karena mungkin lihat anak Cina dagang. Ada teman-teman kira-kira lima orang, begitu hitung-hitungan pas pulang, untung saya lebih banyak. Karena saya dikasihani orang, dia kagak. Jadi saya bisa traktir mereka makan," papar Jusuf.

Dari pengalamannya saat kecil itu, Jusuf menjadi sosok yang ikut menerapkan hidup berbagi. Setiap kali berbelanja, uang kembaliannya selalu ia berikan kepada penjual sebagai sedekah.

"Hal ini terjadi pada saya, setiap belanja ya sudah kasih saja lebihnya. Kecil gede, seikhlasnya. Nanti kita ditolong orang. Dulu saya hidup ditolong orang. Saya bantu ibu saya dagang nasi kuning. Saya bawain termos nasi kanan-kiri. Sekarang kita dikasih Tuhan hidup lebih baik," ungkapnya.

Kisah Jusuf Hamka, pria keturunan Tionghoa mualaf yang dulunya pedagang kacang, kini bisa punya proyek triliunan (via instagram)