Mengharukan! Wanita Ini Masih Terlihat Ceria Meskipun Esoknya Akan Disuntik Mati

Mengharukan! Wanita Ini Masih Terlihat Ceria Meskipun Esoknya Akan Disuntik Mati

Kira-kira, apa yang bakal kamu lakukan seandainya esok hari kamu akan mati? Marta Sepulveda Camp melakukan beberapa hal sebelum dirinya diputuskan akan suntik mati. Mulai dari minum bir, hingga menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekatnya.

Martha akan menjadi orang pertama di Kolombia yang menerima euthanasia (suntik mati) dikarenakan ia mengidap penyakit non-mematikan. Agendanya sendiri telah dilakukan pada Minggu kemarin, (10/10/2021).

Mendekati hari H, sama sekali tak terlihat adanya kesedihan atau ketakutan dari raut wajah Marta.

"Dari sisi spiritual, aku sangat tenang," kata perempuan 51 tahun tersebut kepada stasiun TV lokal Noticias Caracol seperti dikutip NBC News.

Martha saat itu sedang diwawancarai sambil menikmati bir dan makanannya di sebuah restoran. Anaknya, bernama Federico Redondo Sepúlveda, juga ikut menemaninya. Obrolan mereka benar-benar penuh dengan gelak tawa meskipun keduanya tahu bahwa Martha akan segera pergi selamanya.

Di tahun 2019, Martha diagnosis penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS), alias penyakit yang menyerang sistem saraf dan membuatnya sulit bergerak.

Seiring berjalannya waktu, kondisi Martha semakin memburuk hingga berjalan saja ia perlu bantuan orang lain.

Kisah Marta Sepulveda Camp yang menjadi wanita pertama di Kolombia yang melakukan suntik mati (via cnn.com)

"Ketika mengidapnya, aku merasa satu-satunya pilihan terbaik adalah beristirahat," kata Martha tentang alasannya menjalani prosedur euthanasia.

Kolombia sendiri menjadi negara Latin pertama yang melakukan suntik mati. Namun, prosedur tersebut cuma diizinkan bagi pasien yang punya penyakit mematikan.

Pada 22 Juli lalu, Mahkamah Konstitusi Kolombia mengesahkan revisi peraturan soal siapa yang berhak menerima euthanasia. 

Hasilnya, suntik mati bisa berlaku buat pasien yang punya gangguan fisik atau mental secara intens dan tidak dapat disembuhkan.

Kisah Marta Sepulveda Camp yang menjadi wanita pertama di Kolombia yang melakukan suntik mati (via cnn.com)

Empat hari setelahnya, Martha langsung mengajukan izin untuk menjalani prosedur ‘mengerikan’ itu. 

Di tanggal 6 Agustus, ia akhirnya mendapat izin resmi dari pemerintah.  "Aku lebih tenang setelah permohonanku disetujui. Aku jadi sering tertawa dan tidurku lebih nyenyak," katanya.

Keluarga besarnya juga sangat mendukung atas keputusannya itu, kecuali ibunya yang memiliki alasan atas agama.  "Tapi aku yakin, di lubuk hatinya yang terdalam, ia sangat mengerti situasiku," ungkapnya.

Walaupun legal, suntik mati masih menjadi hal yang kontroversial di Kolombia. Apalagi, mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma. Bagi pihak gereja, euthanasia dianggap ‘pelanggaran yang serius’ karena telah menentang kekuasaan Sang Pencipta yang menentukan kehidupan seseorang.

"Aku paham bahwa Tuhan adalah pemilik hidup ini. Segala sesuatu terjadi atas izin-Nya," tutur Martha yang mengaku sudah mendiskusikan keputusan ini dengan pasturnya. Di sisi lain, ia yakin Tuhan berada di balik keputusannya untuk disuntik mati.

Kisah Marta Sepulveda Camp yang menjadi wanita pertama di Kolombia yang melakukan suntik mati (via cnn.com)