Firasat Pahlawan Revolusi Sebelum Meninggal karena Jadi Korban Tragedi G30S/PKI

Pahlawan revolusi Letnan Jenderal Raden Suprapto sempat mengutarakan firasat sebelum meninggal dunia karena menjadi korban kekejaman G30/SPKI.

Tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila untuk mengenang jasa pahlawan revolusi yang gugur karena peristiwa Gerakan 30 September PKI atau G30S/PKI. Letnan Jenderal (Letjen) Suprapto menjadi salah satu korban yang meninggal dunia.

Sebelum meninggal dunia, kabarnya Suprapto sempat memiliki firasat dirinya akan meninggal dunia. Hidup Suprapto tidak akan lama lagi dan dia sudah memberikan sinyal pamit kepada keluarganya.

Pada malam tanggal 30 September 1965, Suprapto mengajak bicara salah satu anak perempuannya yang bernama Ratna. Ayah dan anak ini berbincang di ruang tamu rumah yang luas di Jakarta. Saat berbincang, Suprapto sudah menunjukan gelagat yang aneh.

Hingga akhirnya Suprapto bertanya kepada Ratna yang membuat Ratna terkejut."Kamu sedih tidak kalau bapak meninggal dunia?,"tanya Suprapto dilansir dari 99.co.

Ratna tak mau menjawab dan memilih memasang wajah penuh kesedihan.  Ia pun tak bertanya balik kepada ayahnya, kenapa sang ayah mengucapkan hal tersebut. Ternyata benar beberapa jam setelah percakapan itu, Suprapto meninggal dunia setelah dibawa ke Lubang Buaya dan dibunuh di sana.

Letjen Suprapto (Okezone)

Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah pada 20 Juni 1920. Suprapto adalah anak bungsu dari 10 bersaudara. Ia dibesarkan dalam keluarga yang sangat religius. Seiring bertumbuh remaja, Suprapto memiliki ketertarikan kepada dunia militer, hingga dia memutuskan untuk menjadi tentara.

Pada era pendudukan Belanda hingga Jepang, Suprapto mulai mengikuti pendidikan militer. Bahkan ia pernah bertemu dengan Soedirman yang akhirnya jadi panglima besar . Tak disangka banyak hal yang dipelajari Suprapto dar sosok Soedirman, hingga membuat Suprapto menjadi salah satu petinggi di Angkatan Darat.

Ilustrasi Lubang Buaya (Kompasiana)