Saat petang hingga malam hari banyak pedagang nasi goreng keliling mendorong gerobak yang menawarkan dagangannya. Pedagang nasi goreng 'tek-tek' ini banyak dijumpai di banyak daerah di Indonesia. Lantas kenapa mereka berjualan selalu malam hari?
Memang jawaban itu masih kontradiktif dan belum ada sesuatu yang pasti. Namun beberapa jawaban sudah terkuak kenapa pedagang nasi goreng keliling berjualan pada malam hari. Ada yang mengatakan suasana malam hari yang gelap dan cenderung dingin membuat nasi goreng menjadi salah satu makanan yang paling cocok dikonsumsi.
Alasan soal waktu nasi goreng yang paling cocok disantap sebagai menu makan malam, membuat para pedagang nasi goreng pun memilih untuk selalu berjualan pada malam hari saja.
Selain itu jumlah pedagang makanan pada malam hari cenderung lebih sedikit dibandingkan saat siang hari. Misalnya pada malam hari biasanya hanya beberapa pedagang makanan yang selalu buka pada malam hari, selain nasi goreng ada penjual pecel lele yang menjadi pilihan makan malam.
Sedangkan pada siang hari banyak pilihan makanan dari para pedagang yang menjualnnya, seperti warung nasi, gado-gado, bakso, mie ayam, dan menu-menu makanan lain.
Ilustrasi Tukang Nasi Goreng Keliling (KASKUS)
Yang juga sering jadi penasaran adalah kenapa para tukang nasi goreng keliling lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan. Kabarnya karena berjualan malam, membuat para lelaki dianggap lebih aman berjualan dibandingkan para wanita. Belum lagi harus membutuhkan tenaga ekstra dalam mendorong gerobak menyusuri malam yang dingin.
Memang banyak juga tukang nasi goreng yang memutuskan untuk mangkal atau membuka warung di beberapa titik, artinya dia tidak berkeliling mendorong gerobak. Namun meski sudah banyak tukang nasi goreng yang mangkal, kemunculan tukang nasi goreng keliling selalu dinanti pelanggan setianya setiap malam.
Ilustrasi Nasi Goreng (Travel Kompas)