Menjadi seorang polisi biasanya masyarakat atau orang tua bakal mengira akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Karena mindset itulah, nggak heran banyak orang yang mengubur cita-citanya untuk menjadi seorang polisi. Tetapi, dari cerita Septia semua hal tersebut terbantahkan.
Ia sempat diremehkan karena tidak akan lulus Akpol karena harus menyiapkan biaya yang tinggi.
Mulanya banyak orang sekitar Septia yang mengatakan hal demikian. Hingga muncullah berbagai bentuk umpatan kepadanya karena ia tidak mungkin menjadi seorang polwan. Septia memaklumi umpatan tersebut karena faktanya, orang tua Septia hanyalah pedagang sayur.
Yendri dan Yusmanidar yang merupakan orang tuanya setiap hari bekerja sebagai tukang sayur. Tetapi, mindset orang lain yang tidak mendukungnya sama sekali tidak menurunkan semangatnya.
“Tapi saya tidak yakin akan itu (harus menyiapkan uang)”, katanya.
“Saya modal nekat aja ikut tes meskipun tidak ikut les seperti yang lain”, ungkap Septia.
Iptu Septia (tribunpalu.com)
Septia menempuh perjalanan dari Payakumbuh ke Sumbar selama 3 jam lamanya. Saat itu ia berangkat dengan travel sendirian. “Waktu di Padang juga benar-benar sendiri nggak ada keluarga yang menemani”, jelasnya.
“Untuk kendaraan mengikut tes ya naik angkot dengan bermodal nanya sana sini untuk tau lokasi tempat tes yang berbeda”, cerita Septia.
Iptu Septia (tribunpalu.com)
Nggak sampai di situ saja, Septia pun sempat merasa minder ketika orang lain yang ikut tes datang bersama orang tuanya. Bahkan, tak sedikit yang datang diantar mobil.
“Awalnya minder karena kayaknya yang ikut tes orang-orang kaya, diantar orang tua pakai mobil”, curhatnya.
“Namun, alhamdulillah saya bisa melewati semua proses itu”, ungkap Septia.
Atas izin Allah sewaktu mengikuti tes di tahun 2011, Septia diberi kemudahan dan kelancaran hingga akhirnya ia lulus masuk Akpol. Ia pun mengaku sama sekali tidak mengeluarkan biaya sedikit pun untuk bisa masuk.
Ilustrasi tes akpol