Kontroversi Vaksin COVID-19 AstraZeneca, dari Tudingan Haram hingga Penyebab Pembekuan Darah

Keberadaan AstraZeneca benar-benar menuai kontroversi. Ada berbagai laporan negative terkait vaksin COVID-19 ini. Cek faktanya!

Munculnya vaksin COVID-19 memang menjadi oase di tengah pandemi yang tak kunjung berakhir. Namun di antara beberapa vaksin yang beredar, ada satu yang sepertinya terus menjadi kontroversi, yaitu AstraZeneca.

Ada berbagai review negatif yang muncul terkait vaksin ini. Selain tudingan haram, ada beberapa wilayah yang mengaku tidak membutuhkan AstraZeneca. Berikut ini adalah beberapa kisruh yang terjadi karena keberadaanya:

Disebut Haram

Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim dengan tegas menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca haram. Bukan tanpa alasan, di dalam vaksin ini diketahui terdapat tripsin pankreas babi. Meski demikian, dia juga tidak mempermasalahkan jika ada pihak yang menggunakannya.

Meski demikian, Dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Aluicia Anita Artarini mengungkapkan bahwa penelitian menunjukkan bahwa di dalam AstraZeneca tidak terkandung enzim babi. Tripsin di dalamnya diketahui berasal dari jamur.

Vaksin AstraZeneca (BBC)

Memicu Pembekuan Darah

Sementara itu, beberapa wilayah, termasuk Inggris, melaporkan adanya pembekuan darah pada orang-orang yang menerima vaksin AstraZeneca. Seiring waktu, laporan menunjukkan peningkatan jumlah kasus. 

Meski demikian, otoritas kesehatan mengungkap bahwa hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Mereka yakin bahwa manfaat vaksin ini lebih besar dari efek sampingnya.

Vaksin AstraZeneca (BBC)

Penolakan dan Pembatasan

Terkait vaksin ini, beberapa negara melakukan kebijakan berbeda. Walau tidak semua menolak, namun negara seperti Jerman membatasi penggunaan AstraZenecca hanya untuk lansia saja. Sementara itu, AS mengaku tidak membutuhkan vaksin AstraZeneca untuk menangkal COVID-19.

Vaksin AstraZeneca (Anadolu Agency)