Mengenal Toxic Positivity, Selalu Bersikap Baik dan Semangat di Semua Situasi Ternyata Gak Baik Juga

Mengenal Toxic Positivity, Selalu Bersikap Baik dan Semangat di Semua Situasi Ternyata Gak Baik Juga

Kamu mungkin punya kenalan yang selalu ceria atau suka memberi wejangan macem-macem supaya kita selalu semangat dan happy juga. Sayangnya, ada masanya sikap dia itu ngeganggu kita dan malah bikin kita capek.

Nah itulah yang disebut toxic positivity ges. 

# Pengertian Toxic Positivity

Toxic positivity adalah sikap optimis dan bahagia yang berlebihan di semua situasi. Jadi, seseorang yang membawa toxic positivity ini percaya bahwa seberapapun lelahnya kamu atau seberapa pun susahnya hidup, kamu harus selalu punya pikiran positif. 

Keadaan toxic positivity ini bisa menyebabkan seseorang jadi denial dengan keadaan atau perasaannya yang sebenarnya. Padahal sedih dan merasa down di waktu-waktu yang berat adalah wajar untuk manusia. Gak mungkin kan bahagia terus?

# Bersikap Positif Memang Baik, Tapi Gak Boleh Berlebihan Juga

Meskipun menjadi orang yang optimis dan positif ada manfaatnya, tapi jika dipaksakan untuk semua situasi tentu gak baik. Apalagi, toxic positivity menolak emosi yang sedih demi tampilan wajah yang ceria. Jadi, jatuhnya justru denial atau tak jujur dengan diri sendiri dan orang lain.

Terlalu memaksakan diri untuk selalu ceria dan positif bisa disebut toxic positivity (verywellmind.com)

Kita tahu sendiri bahwa hidup itu naik turun dan gak selalu baik. Kadang kita bersedih karena kehilangan, bersedih karena disakiti orang lain, atau karena sebuah kegagalan. Merasakan kesedihan-kesedihan itu tentu hal yang wajar. Kita pun sebagai manusia perlu merasakan kesedihan untuk jadi manusia yang lebih yang normal dan seimbang.

Sementara itu, toxic positivity memaksakan seseorang untuk selalu optimis dan positif apa pun situasinya. Sudah jelas segala yang berlebihan itu gak baik ya.

# Beberapa Bentuk Toxic Positivity

Toxic positivity dapat muncul dalam berbagai bentuk. Beberapa bentuknya antara lain:

1. Ketika sesuatu yang buruk terjadi, seperti saat kamu kehilangan pekerjaan, orang-orang mengatakan kepadamu untuk “tetap positif” atau “melihat sisi baiknya”. Meskipun maksudnya simpatik, komentar tersebut juga bisa menjadi cara untuk menutup kesempatanmu untuk mengatakan sesuatu yang kamu alami.

2. Setelah mengalami beberapa jenis kerugian, orang memberitahumu bahwa "semuanya keburukan yang terjadi pasti ada hikmahnya". Meskipun pernyataan seperti itu bertujuan menghibur, itu bisa disebut toxic positivity karena menghindari rasa sakit orang lain.

3. Saat kamu mengungkapkan kekecewaan atau kesedihan, seseorang memberitahumu bahwa "bahagia itu pilihan." Itu menunjukkan bahwa jika kamu merasakan emosi negatif, itu adalah pilihan dan kesalahanmu sendiri karena tidak "memilih" untuk bahagia.

Kata-kata yang sering dilontarkan orang yang memiliki toxic positivity (communitypsychiatry.com)

Kata-kata itu sebenarnya memang seringnya terlontar untuk maksud yang baik atau jika seseorang tak tahu harus merespons apa. Tapi sayangnya pernyataan itu bisa punya efek yang buruk buat si pendengar.

Seseorang bisa tak bertumbuh, atau tidak jujur pada diri sendiri, merasa bersalah, malu, dan sebagainya setelah mendengar kata-kata itu.

Jadi usahakan untuk tak melakukannya ya ges!

Contoh toxic positivity (mhhsnews.com)