Beberapa waktu yang lalu, Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X resmi memberhentikan kedua adik tirinya yakni GBPH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat dari posisi jabatan struktural di keraton lantaran keduanya dianggap sudah tidak aktif bekerja selama lima tahun terakhir dan dianggap makan gaji buta.
Atas hal tersebut, adik dari Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X atau Sultan HB X, GBPH Yudhaningrat mengaku tidak ingin persoalan pemecatan dirinya dari posisi jabatan struktural di keraton memunculkan polemik berkepanjangan.
"Kita tidak ada masalah. Kita hanya berdoa saja. Soalnya tidak mungkin kita ini seperti Solo, terus berontak, terus nabrak regol. Kita tidak seperti itu," kata GBPH Yudhaningrat saat ditemui di kediamannya di Dalem Yudhanegaran, Senin, 25 Januari 2021.
Sri Sultan HB X (Tagar,id)
Ia telah menginformasi ihwal keputusan Sultan HB X yang telah memberhentikan dirinya sebagai Penggede (Kepala) Kawedanan Hageng Punakawan Purwabudaya Keraton Yogyakarta kepada kerabat keraton lainnya.
"Kita juga sama saudara-saudara mohon maaf karena sudah tidak lagi menjabat itu. Kalau ada sesuatu yang tidak berkenan ketika menjalankan tugas mohon maaf," lanjutnya.
Yudhaningrat mengakui bahwa sejak Sabda Raja dan Sabda Tama dikeluarkan oleh Sultan HB X pada 2015, ia bersama kakaknya GBPH Prabukusumo memutuskan tidak lagi aktif terlibat di keraton.
Hal ini sebagai bentuk protes karena Sabda Raja dianggap telah ke luar dari paugeran atau tata adat keraton.
Namun demikian, terkait kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kesenian, termasuk saat acara Garebeg, Yudha masih kerap terlibat sebagai manggala yudha atau panglima perang memimpin barisan prajurit yang mengawal gunungan.
Oh, jadi lima tahun kemarin tuh bentuk protes gengs, bukan karena nggak aktif kerja dan makan gaji buta seperti yang diberitakan.
Syukur deh kalau pemecatan keduanya nggak menimbulkan peperangan kaya yang udah disebutin GBPH Yudhaningrat di atas tadi..
GBPH Yudhaningrat (Wikipedia)
GBPH Prabukusumo (Solopos.com)