WHO Menyatakan Tahun Kedua Virus Corona Semakin Buruk, Tetap Waspada dan Jaga Kesehatan

Bahkan kekebalan kelompok belum tentu bisa terbentuk sempurna tahun ini meski ada vaksin.

Penyebaran virus Corona atau COVID-19 memasuki tahun kedua. Di Indonesia sendiri yang kena tambah banyak. Tapi malah masyarakatnya semakin santai, beda banget sama pas awal-awal dulu.

Meski vaksin udah mulai disebarkan dan digunakan, tapi tetap saja butuh waktu untuk menjangkau seluruh masyarakat. Kepala keadaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO), Rabu (13/1/2021), malah memperingatkan tahun kedua pandemi virus corona kemungkinan lebih buruk. Terutama beberapa bulan pertama, alias awal tahun ini gengs.

Mike Ryan menyampaikan alasan lebih buruk karena mekanisme transisi dan masalah lain yang timbul. Keadaan bakalan lebih buruk terutama di bumi bagian Utara. Apalagi ada dua varian virus baru dari Inggris dan Afrika yang nyatanya lebih mudah menular.

Meski gak lebih bahaya, tetap saja virus corona generasi pertama aja bisa bikin banyak orang meninggal. Terutama mereka yang rentan dan ada penyakit bawaan.

Ryan menegaskan tetap penting untuk mempelajari virus dan mengantisipasinya dari berbagai sisi. Seperti aspek sains, komunikasi pada masyarakat dan tindakan pemerintah. Dalam amsa liburan kemarin, ketika masyarakay sudh mulai tenang dan pergi keluar ada peningkatan infeksi.

Corona tahun kedua bisa lebih buruk (baltimoresun.com)

Dalam seminggu terakhir itu, kasus meningkat lagi, dengan tambahan 5 juta infeksi Covid-19 di seluruh dunia dan 85.000 kematian. Semua wilayah di dunia ada kenikan kecuali Asia Tenggara. Amerika dan Ercovidopa mengalami lonjakan infeksi dan semakin banyak jumlah kematian. Terutama ketika banyak yang liburan.

Kepala ilmuwan Badan Kesehatan Dunia ( WHO) Soumya Swaminathan malah menyatakan kalau herd immunity atau  kekebalan kelompok terhadap virus corona belum akan tercapai pada 2021.

Infeksi dan kematian masih meningkat (npr.org)

Hal ini disebabkan jumlah vaksin yang terbatas dan masih banyak yang skeptis terhadapnya. Kekebalan akan semakin meningkat jika jumlah yang divaksin semakin banyak. Tapi negara berkembang mengalami kesulitan untuk ini.

"Kami tidak akan kembali normal dengan cepat," kata Dale Fisher, ketua Jaringan Siaga dan Tanggap Wabah WHO, dalam konferensi yang diselenggarakan oleh kantor berita Reuters. 

"Kami tahu kita perlu mendapatkan kekebalan kelompok dan kita membutuhkannya di sebagian besar negara, jadi kami tidak akan melihat itu (kekebalan kelompok) pada 2021," kata Fisher.

Jadi tetep hati-hati ya gengs...

Kekebalan kelompok belum maksimal tahun ini (usnews.com)