Semenjak kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air, nama FPI (Front Pembela Islam) selalu menjadi sorotan publik. Bahkan, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengusulkan agar ormas tersebut dibubarkan. Bagaimana tidak, selain acara FPI menghadirkan banyak masa ditengah pandemi, lagaknya ormas ini mulai makin sering bikin naik pitam.
Hal itu diutarakan karena melihat anggota FPI yang tidak mengenal aturan. Salah satunya pemasangan baliho atau spanduk Habib Rizieq. Yang menjengkelkan meski sudah diturunkan petugas, ormas tersebut kembali memasangnya.
Mayor Jenderal TNI itu mengatakan, petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin tersebut, namun FPI kembali memasangnya. Sehingga TNI turun tangan untuk mentertibkannya, karena semua itu ada aturannya.
“Ini negara hukum, harus taat kepada hukum. Kalau mau pasang baliho sudah ada aturannya, bayar pajak, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan paling benar,” ujarnya kepada wartawan di Monas, Jakarta Pusat.
Menurutnya jika ada ormas yang tidak bisa mengikuti aturan lebih baik dibubarkan.
“Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja, kalau coba-coba dengan TNI. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri. Ingat, saya katakan itu (penurunan baliho) perintah saya,” katanya.
Sejak itulah sosok jenderal bintang 2 dari kesatuan TNI AD tersebut menjadi perhatian. Tak terkecuali terkait karir dan kehidupannya. Setelah lulus SMA, Dudung masuk Akbri Darat 1985 dan lulus pendidikan Akademi Milter sampai 1988. Siapa yang menyangka, sosok yang tenang ini punya banyak koleksi pribadi yang berkelas.
Massa Sambut Kepulangan Rizieq (Warta Kota - Tribunnews.com)
Saat lulus Akmil menyandang pangkat Letnan Dua, kemudian melanjutkan sejumlah pendidikan Lanjutan Perwira I hingga Diklapa II. Soal karir, Dudung pernah menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas, lalu Aspers Kasdam VII/Wirabuana.
Memasuki tahun 2011, beliau menjabat Danrindam I/Sriwijaya, hingga 2015 dipercaya menjadi Wakil Gubernur Akmil sampai 2016. Jabatannya terus meroket, setelah itu diangkat sebagai Staf Khusus Kasad sampai 2017, dan Waaste Kasad sampai 2018.
Sebelum menjabat Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung menempati kursi Gubernur Akmil selama dua tahun periode 2018-2020. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), harta yang dimilikinya di 2019 senilai Rp610 juta.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman (Okezone Nasional)
Dari angka tersebut, aset terbesarnya adalah tanah dan bangunan yang berada di Magelang seluas 104 meter persegi yang nilainya Rp400 juta. Sedangkan koleksi kendaraan yang bersarang di dalam garasinya secara total ditaksir Rp210 juta.
Dudung memiliki satu unit mobil, yakni Toyota Veloz lansiran 2019 seharga Rp180 juta. Bukan tergolong barang mewah, karena mobil yang dapat menampung 7 penumpang itu berada di kelas Low Multi Purpose Vehicle (MPV) dan menjadi varian teratas Avanza.
Untuk sepeda motor, dia memiliki Honda PCX dengan tahun produksi 2020 seharga Rp30 juta. Mengacu pada situs resmi Honda, motor skutik dengan mesin 150cc itu ditawarkan 3 varian, untuk tipe CBS dilego Rp29,84 juta, dan ABS Rp32,84 juta.
Ilustrasi Toyoya Veloz Tahun 2019 (Tempo.co)
Ilustrasi PCX Tahun 2020 (Carmudi)