Perbedaan Cara Empat Kepala Daerah Hadapi Demonstran UU Cipta Kerja di Wilayahnya

Perbedaan cara empat kepala daerah hadapi para demonstran UU Cipta Kerja di wilayahnya.

Pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja oleh DPR RI pada Senin, 5 Oktober 2020 lalu, berbuntut panjang. Demonstrasi pun terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Mahasiswa, buruh, dan elemen masyarakat lainnya turun ke jalan. Bersama-sama mereka melakukan aksi unjuk rasa yang puncaknya terjadi pada Kamis, 8 Oktober 2020.

Sejumlah Kepala Daerah pun ikut turun ke lapangan menemui para demonstran UU Cipta Kerja. Setidaknya empat kepala daerah memperlihatkan gayanya masing-masing saat bertemu dengan para demonstran di wilayahnya.

Empat orang Kepala Daerah itu antara lain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di berbagai wilayah di Indonesia (pikiran-rakyat.com)

Cara Ridwan Kamil


Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil viral di media sosial ketika menemui sejumlah demonstran di depan Gedung Sate, Bandung. Di hadapan demonstran, Kang Emil menyampaikan telah mendengar aspirasi para buruh mengenai pasal-pasal dalam Omnibus Law. Mulai dari masalah cuti, izin TKA, outsourcing, upah, dan hal-ha lainnya.

"Rekan-rekan semua yang hadir di depan Gedung Sate, tadi saya sudah mendengarkan aspirasi yang isinya menyampaikan poin ketidakadilan. Karena pengesahannya terlalu cepat untuk UU yang begitu kompleks," kata Ridwan Kamil.

Kang Emil pun meminta supaya aksi berjalan dengan tertib tanpa aksi yang menimbulkan kericuhan. Hasil dari dialognya dengan demonstran adalah pengiriman surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan DPR RI.

Dalam suratnya, Kang Emil mengungkapkan penolakan para buruh terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja. Kang Emil juga mengirimkan surat yang meminta Presiden untuk menerbitkan Perppu.

Ridwan Kamil temui demonstran di Bandung (pikiran-rakyat.com)

Cara Ganjar Pranowo


Di hari yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun menemui demonstran yang diamankan di Mapolrestabes Semarang. menggunakan jaket, topi, dan masker, Ganjar duduk di lantai dan bicara dengan pendemo yang diamankan polisi.

Ketika ditanya Ganjar, buruh yang diamankan mengaku ikut demonstrasi karena takut tidak diberi pesangon jika dia di-PHK. Sebelum meninggalkan lokasi, Ganjar mengatakan demonstrasi yang berakhir rusuh itu sebenarnya bisa dihindari jika mau mengedepankan komunikasi.

Ganjar juga prihatin karena ada siswa SMA dan SMK yang ikut terlibat demonstrasi.

"Ini anak-anak kita lebih baik kan diedukasi secara benar karena SMA/SMK ini kan tanggung jawab saya, tanggung jawab provinsi sehingga kalau anak-anak itu sebenarnya kita bisa memberikan fasilitas," kata Ganjar Pranowo.

Di samping itu, Ganjar juga menjelaskan sejak awal telah mendorong pemerintah pusat dan DPR RI untuk mengedukasi masyarakat tentang isi UU Cipta Kerja. Menurutnya, jika sejak awal hal ini dilakukan, maka kericuhan pun bisa dihindari.

Ganjar Pranowo temui demonstran di Semarang (hai.grid.id)

Cara Bu Risma


Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun turun ke jalan menemui para demonstran. Bu Risma bahkan sempat mengadang sekelompok pemuda yang ditangkap polisi saat aksi menolak UU Omnibus Law di Surabaya, Jawa Timur.

Bu Risma tampak mengenakan helm, jaket, sarung tangan, dan masker. Bu Risma juga sempat berbincang dengan para demonstran. Lebih jauh, Bu Risma jadi geram kepada para demonstran dan memarahi mereka karena merusak fasilitas umum di Surabaya.

Bu Risma semakin meradang karena mereka ternyata bukan warga Surabaya. Ada yang mengaku datang dari Lamongan dan Madiun.

"Tega sekali kamu, saya setengah mati bangun kota ini, kamu yang hancurin," kata Risma.

Selain itu, Bu Risma juga bertanya kepada seorang demonstran asal Lamongan tentang alasannya ikut demonstrasi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Surabaya. "Kamu tahu apa itu UU Omnibus Law?" tanya Bu Risma.

Pemuda itu menjawab mengetahui UU tersebut, tapi mengaku tidak hapal. Sekelompok pemuda itu kemudian diserahkan Tri Rismaharini kepada polisi untuk diproses lebih lanjut.

Setelah memarahi sekelompok pemuda itu, Bu Risma pun langsung melakukan bersih-bersih dengan memunguti sampah di sebagian Jalan Gubernur Suryo hingga ke pertigaan Jalan Tunjungan bersama jajaran satuan Linmas dan Satpol PP Kota Surabaya.

Bu Risma temui demonstran di Surabaya (kompas.com)

Cara Anies Baswedan


Di hari yang sama pula, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui massa demonstran di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat. Di hadapan ratusan pendemo, Anies menegaskan bahw aksi mereka sebagai bentuk dari penegakkan keadilan.

"Teman-teman sekalian, ingatlah bahw yang namanya menegakkan keadilan kewajiban kita semua. Dan Anda semua sedang menegakkan keadilan. Jalankan dengan tertib," kata Anies.

Anies juga mengaku telah mendengar aspirasi buruh dan akan meneruskannya kepada pemerintah pusat dalam agenda rapat bersama gubernur seluruh Indonesia. "Besok kita teruskan, betul-betul akan teruskan. Besok akan kita lakukan pertemuan itu," kata Anies.

Anies pun meminta seluruh pendemo membubarkan diri dengan tertib kembali ke rumah masing-masing. Dia juga meminta demonstran memantau perkembangan perjuangan yang sudah mereka lakukan dari rumah.

Anies Baswedan pun mengajak seluruh demonstran yang ditemuinya menyanyikan lagu "Bagimu Negeri" sebagai pengingat bahwa apa yang menjadi perjuangan buruh adalah demi Indonesia.

Itulah perbedaan cara empat kepala daerah hadapi para demonstran UU Cipta Kerja di wilayahnya.

Anies Baswedan temui demonstran di Jakarta (kompas.com)