Kisah Hashashin, Agen Khusus Sekte Muslim Rahasia Persia dan Suriah yang Bertugas Membunuh dan Lakukan Spionase

Kisah Hashashin, agen khusus sekte Muslim rahasia Persia dan Suriah yang bertugas membunuh dan lakukan spionase.

Sejarah mencatat Perang Salib sebagai salah satu perang terbesar yang pernah terjadi dalam peradaban manusia. Perang Salib adalah sebutan bagi perang-perang agama di Asia Barat dan Eropa pada abad pertengahan.

Perang Salib terjadi antara abad ke-11 hingga abad ke-17 silam. Berbeda dari koflik-konflik keagamaan lainnya, orang-orang yang ikut dalam perang ini meyakini bahwa perjuangan mereka adalah demi mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya.

Akan tetapi, ruang lingkup untuk istilah Perang Salib ini masih menjadi perdebatan hingga kini.

Salah satu hal yang menarik dari kisah Perang Salib ini adalah kemunculan agen khusus yang disebut sebagai Hashashin. Mereka adalah agen khusus pada abad pertengahan silam yang bertugas melakukan pembunuhan terarah dan spionase.

Kisah pembunuhan yang dilakukan Hashashin ini pernah merenggut nyawa seorang tentara salib Italia, Conrad of Montferrat.

Suatu hari pada April 1192, sang tentara salib Italia sedang mempersiapkan penobatannya sebagai Raja Yerusalem di Tyre. Namun ketika sedang menyusuri jalan sempit di sebuah kota, calon Raja Yerusalem ini diserang dua pria yang menyamar sebagai biarawan.

Kedua pria itu langsung menghabisi nyawanya sebelum dia menjadi Raja Yerusalem. Para sejarawan masih berspekulasi mengenai siapa yang memerintahkan penyerangan calon raja itu.

Perang Salib yang terjadi di abad pertengahan silam (theconversation.com)

Kedua pria yang menyamar jadi biarawan itu diyakini sebagai agen khusus Hashashin. Hashashin sendiri diketahui sebagai anggota dari sekte Muslim rahasia. Mereka bermarkas di pegunungan Persia dan Suriah.

Hashashin bertugas secara khusus untuk melakukan pembunuhan terarah. Mereka juga bertugas untuk melakukan spionase hingga menyusup ke barisan musuh sebelum menyerangnya.

Hashashin berbekal pisau khusus untuk membunuh targetnya. Mereka juga agen khusus yang siap mati demi menyelesaikan misinya. Orang-orang Eropa menyebutnya sebagai 'Assassin'.

Conrad of Monferrat dibunuh oleh Hashashin (nationalgeographic.co.uk)

National Geographic melaporkan bahwa seorang rabi asal Spanyol adalah orang pertama yang mengetahui agen khusus dan rahasia ini. Dia adalah Benjamin dari Tudela yang pernah melakukan perjalanan melalui Suriah pada tahun 1167.

Benjamin bercerita tentang seorang pemimpin misterius yang dia sebut "Pak Tua Gunung". Orang misterius itulah yang memimpin prajurit Hashashin. Mereka semua tinggal di benteng tersembunyi di sebuah gunung.

Pada 1092, para anggota Assassin pernah melakukan pembunuhan penting. Targetnya adalah Wazir Nizam Al-Mulk. Dia adalah anggota terkuat dari Kesultanan Seljuk dari Turki.

Sebuah catatan sejarah menulis bahwa seorang Hashashin menyamar sebagai seorang mistik sufi. Setelah berhasil mengelabuhi musuh, sang Assassin pun membunuhnya. Tak lama kemudian, Sultan Seljuk Malik Shah juga ikut terbunuh.

Hashashin di abad pertengahan (about-history.com)

Banyak sejarawan yang percaya bahwa pembunuhan Sultan Seljuk itu mungkin dilakukan oleh sekte rahasia lainnya. Tetapi, imbas dari pembunuhan itu memiliki efek domino. Seljuk pun mengalami kekacauan setelahnya.

Serangkaian serangan Assassin juga menyasar kepada para penguasa, jenderal, gubernur, hingga ulama. Hal itu menunjukkan Assassin seolah-olah ada di mana-mana.

Gerak-gerik Assassin yang tampak mengancam membuat para penguasa mulai mengambil tindakan ekstra untuk melindungi diri mereka sendiri. Para penguasa mulai mempekerjakan pengawal.

Assassin selalu berhasil mengancam banyak pemimpin saat itu (pinterest.com)