Ada kisah menarik dari seorang nenek di Banten yang bernama Wartino. Nenek Wartino kini telah berusia 100 tahun. Di usia yang setua itu, Nenek Wartino tampak selalu terbaring lemah karena penyakit yang dideritanya.
Dia tinggal di sebuah balai di kawasan kumuh Kampung BTN Cengkok, Kelurahan Margaluyu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Kisah Nenek Wartino diangkat oleh TribunBanten.com yang mengunjunginya pada Selasa, 15 September 2020 lalu.
Di usianya yang sudah menginjak 100 tahun itu, Nenek Wartino tampak kurus. Tangan dan kakinya tak berisi, terkulai tak berdaya. Sehari-hari, Nenek Wartino hanya tampak berbaring saja.
Rambutnya kini memutih. Matanya sayup dan tatapannya selalu kosong. Nenek Wartino tinggal bersama cucunya bernama Masrifah yang berusia 49 tahun.
Nenek Wartino selalu dibantu cucunya. Terutama saat dirinya buang air yang terpaksa dilakukan di kamarnya. Bahkan tak ada ventilasi udara di kamar itu. Lantai rumahnya hanya beralaskan semen. Dindingnya hanya batu bata tanpa plester.
Nenek Wartino (tribunnews.com)
Dalam kehidupannya yang sederhana sekali itu, Nenek Wartino hanya terbaring dengan wajah yang terus menghadap ke atap. Tubuhnya sudah lemah. Sang cucu, Masrifah, menceritakan bahwa sang nenek tadinya tinggal di Indramayu, Jawa Barat.
Masrifah mengatakan bahwa Nenek Wartino terpaksa dibawa ke Serang. Sebab, tak ada lagi keluarga yang menjaganya di Indramayu.
Hidup Masrifah sendiri juga terbilang masih serba kekurangan di Serang. Sebelumnya, Masrifah merantau dan tinggal di Kampung BTN Cengkok. Dia tinggal di sana sejak tahun 1996.
Tanah yang ditempatinya sebagai rumah adalah tanah miliki negara. Tepatnya miliki Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Tanah Nasional.
Sebelum lemah tak berdaya, Nenek Wartino adalah seorang penghapal Alquran (joss.co.id)
Masrifah juga menceritakan kalo Nenek Wartino mengisi hari-harinya dengan bersholawat. Sambil berbaring tentunya. bahkan Nenek Wartino masih bisa menghapal Alquran semasa tubuhnya masih sehat.
Kini, kondisi sang nenek semakin renta. Sudah beberapa hari sang nenek yang berusia 100 tahun itu terbaring lemah saja. Musrifah sendiri mengaku tidak bisa membawa neneknya ke rumah sakit. Musrifah mengaku tak punya uang.
Suami Musrifah sendiri adalah seorang nelayan. Penghasilannya tak menentu setiap hari. Hidup mereka penuh dengan keprihatinan.
Kondisi rumah Nenek Wartino dan Musrifah di Banten (tribunnews.com)