Dalam kultur sosial di Indonesia atau dunia, perempuan dituntut pintar masak. Tuntutan itu biasanya datang dari orang tua, biasanya dari sang ibu. Kesannya kalo cewek gak bisa masak tuh gak lengkap gitu.
Padahal kegiatan masak nggak ada hubungannya sama sekali dengan jenis kelamin. Karena kalo diperhatikan lagi, kebanyakan koki profesional justru laki-laki loh.
Kita bisa lihat fenomena ini sejak lama gengs. Kebanyakan yang jadi chef atau koki justru cowok. Bahkan ada juga ajang pencarian bakat memasak yang diikuti oleh banyak laki-laki.
Peran laki-laki dalam dunia masak juga tersebar di mana-mana. Mulai dari dapur hotel hingga restoran mewah, kaum adam justru dominan di sana.
Perempuan dituntut untuk pintar masak, tapi kenapa lebih banyak laki-laki yang jadi koki profesional?
Perempuan dituntut untuk pintar masak (freepik.com)
Mungkin hal ini terjadi karena alasan memasak perempuan dengan laki-laki tuh emang beda. Sebagian besar perempuan umumnya memasak karena tuntutan sosial mereka. Sementara laki-laki umumnya bisa masak karena emang pengin masak. Dan itu bukanlah tuntutan untuk para laki-laki.
Nah, seseorang yng melakukan sesuatu tanpa tuntutan dan sesuai rencana biasanya akan mengerjakannya dengan sepenuh hati. Hal ini termasuk masakan atau makanan.
Karena alasan itulah dunia memasak juga dilakukan oleh laki-laki. Masak juga menjadi sarana mengembangkan diri sebagai kepuasan diri atas karya seni yang dibuatnya.
Koki profesional sendiri adalah profesi untuk menciptakan karya seni. Layaknya seorang pelukis, koki melakukan pekerjaannya untuk membuat masakan yang enak. Dan masakannya pun gak sekadar masakan gitu aja.
Tapi kenapa kebanyakan koki profesional adalah laki-laki? (serumpi.com)
Koki profesional juga mendapat tuntutan untuk mengolah bahan makanan dengan komposisi, tingkat kematangan, konsistensi rasa, hingga penataan yang sangat penting banget. Hal itu sangat diperhatikan bagi mereka yang menggeluti profesi ini.
Jika hal ini terpenuhi dengan baik, jangan heran ya kalo harga sebuah makanan di restoran atau hotel dibanderol dengan harga tinggi.
Di balik itu, koki profesional juga punya tekanan sendiri. Terutama ketika harus menyiapkan makanan dalam porsi besar. Bahkan rasanya pun harus konsisten. Itu sulit, karena dibutuhkan ketelitian yang mumpuni untuk menyiapkan masakan yang seragam.
Belom lagi konsenstrasi saat platting sebelum makanan dihidangkan. Kamu bisa tanya langsung hal ini ke Chef Juna atau Chef Arnold deh. Hehehe.
Koki profesional juga punya tuntutan tersendiri, dan lebih berat (skanaa.com)
Profesi ini emang gak bisa disepelekan gengs. Sebab, memasak bukan sekadar membuat bahan makanan bisa dimakan. Tapi, apa berarti perempuan cuma masak untuk masakan yang sepele? Ya nggak dong!
Ya, meskipun perempuan nggak mendominasi pekerjaan sebagai koki profesional, bukan berarti gak ada perempuan yang jadi koki sukses loh. Ada deretan nama seperti Anne-Sophie Pic, Rachel Ray, atau Chef Marinka, Chef Renatta, Chef Farah Quinn, dan masih banyak lagi.
Jadi balik lagi ... masak dan keterampilan memasak gak ada hubungannya dengan jenis kelamin ya gengs. Bahkan siapa pun bisa jadi koki profesional kok. Lagian masak tuh gampang kok, siapa pun juga bisa masak.
Segera belajar masak deh gengs. Skill yang penting banget nih buat semua orang.
Ya kenapa gak masak bareng aja sih gengs? Kan lebih seru (freepik.com)