Timor Leste adalah sebuah negara yang dulunya pernah jadi bagian dari Indonesia. Negara kecil ini berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan merdeka pada 30 Agustus 1999 lalu.
Pada 21 tahun yang lalu, Timor Leste pernah mengadakan jajak pendapat atau referendum. Mereka harus memilih untuk melepaskan diri atau tetap menjadi bagian dari Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh gejolak yang terjadi selama 25 tahun sebelumnya. Timor Leste yang pernah jadi provinsi ke-27 Indonesia ini memutuskan untuk menjadi negara sendiri.
Referendum dilaksanakan dengan dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Semua itu demi mengakhiri konflik berdarah yang terjadi. Timor Leste pun merdeka dan baru mendapat pengakuan dunia internasional 3 tahun kemudian.
Nah, setelah 21 tahun merdeka, terungkaplah sebuah fakta menarik. Banyak isu warga negara Timor Leste memilih untuk bergabung dengan Indonesia jika ada dan diberi kesempatan kedua.
Kenyataan ini menggemparkan banyak pihak karena bertolak belakang dengan keinginan warga Timor Leste 21 tahun yang lalu. Dulu, mereka menginginkan kemerdekaan, namun kini ingin kembali lagi. Kenapa bisa begitu?
Keinginan ini jelas bukan tanpa sebab. Bank Dunia mengungkap fakta di balik alasan warga Timor Leste ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Perbatasan Indonesia-Timor Leste (mediaindonesia.com)
Dikutip dari Kompas.com, United National Development Programme (UNDP) melaporkan bahwa Timor Leste beraa di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara. Peringkat itu bahkan jauh sekali ketimbang negara lain di Asia Tenggara. Termasuk Indonesia.
Dikutip dari Heritage, skor kebebasan ekonomi Timor Leste adalah 45,9. Skor itu menjadikan negara kecil tersebut menduduki peringkat 171 negara di dunia dalam indeks tahun 2020.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Timor Leste yang lemah disebut sebagai penyebabnya. Meski sebenarnya ada peningkatan sejak tahun 2009 lalu. Perekonomian di negara itu bahkan bergantung pada pengeluaran pemerintah. Sedangkan dana masuknya hany diperoleh dari Dana Perminyakan saja.
Laporan Bank Dunia tahun 2020 menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Timor Leste paling lambat dibanding negara di Asia Tenggara lainnya. Maka dari itu, negara dengan nama resmi Republica Democratica de Timor Leste ini masuk dalam daftar negara paling miskin di dunia.
Warga Timor Leste ingin negaranya kembali ke Indonesia (matamatapolitik.com)
Angka PDB per kapita Timor Leste diperkirakan mencapai 2.356 dollar AS, sekitar Rp34,23 juta pada Desember 2020 mendatang. Capaian itu jauh di bawah pendapatan per kapita Indonesia tahun 2019 lalu sebesar 4.174,9 dollar AS, sekitar Rp60 juta.
Sektor ekonomi Timor Leste sebenarnya juga masih sangat bergantung pada Australia dan Indonesia. Terutama untuk barang-barang impor. Timor Leste juga masih mengandalkan pemasukan dari hasil minyaknya.
Tahun 2019 lalu, produksi minyak Timor Leste mencapai 38 juta barel setara minyak (BOE). Sektor ini bahkan adalah hasil kerja sama Timor Leste dengan Australia.
Sementara itu, Bank Dunia juga melaporkan rilisan data pada April 2020 lalu. Laporan itu menyebut Timor Leste bakal semakin terpuruk pada 2020 akibat kondisi politik yang belum stabil. Termasuk karena pandemi virus corona.
Bank Dunia melaporkan negara ini termasuk yang termiskin di dunia (investopedia.com)
Pemerintah Timor Leste juga telah berupaya mencairkan dana sebesar 250 juta dari Petroleum Fund. 60% dari dana itu digunakan untuk penanganan Covid-19.
Di balik itu, hambatan lain untuk kebebasan ekonomi Timor Leste adalah karena korupsi. Begitu juga dengan tidak efektifnya peradilan. Hal-hal inilah yang melemahkan integritas pemerintah sehingga banyak warga Timor Leste yang ingin negaranya kembali ke Indonesia.
Dili, ibu kota Timor Leste (scmp.com)