Sosok Mbah Fanani, Pertapa yang Sudah Dianggap masyarakat Sebagai Wali

Mbah Fanani aslinya adalah kyai dari Cirebon. Bertapa untuk menajuhkan diri dari urusan duniawi.

Percaya gak sih gengs kalau masih ada pertapa di Indonesia dan bisa jadi di sekitar kita? Mereka yang hidup menyepi dan menyendiri jauh dari peradaban masyarakat?

Pertapa juga biasanya merupakan orang yang sederhana dan bijaksana. Bisa jadi punya kekuatan tertetu atau punya ilmu yang lebih dari orang biasa.

Salah satu pertapa yang akhir-akhir ini viral adalah mbah Fanani. Keberadaan mbah fanani menjadi viral ketika ada serombongan orang yang menjemputnya dari pertapaannya.

Dikutip dari Bombastis.com yang diprediksi berusia sekitar 100 tahun itu dipindah dari tempatnya semedinya di Dieng keĀ  Patilasan Dampu Awang, Desa Sudimampir, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.

Mbah fanani bertapa di kawasan Dieng. Dia berpenampilan beda dengan baju sederhana berwarna gelap, rambut gimbal dan bertelanjang dada. Meski penampilannya terbilang nyentrik atau gak biasa, banyak orang yang menaruh hormat padanya.

Di tengah udara Dieng yang dingin dia hanya menggunakan sarung untuk menutupi badan. Bahkan dimusim tertentu bisa minus gengs. Tapi beliau baik-baik aja.

Mbah Fanani dianggap sebagai Wali dan punya kelebihan dibandingkan sama manusia biasa. Ternyata Mbah Fanani ini adalah seorang kyai dari pondok pesantren loh gengs.

Sosok mbah Fanani (bombastis.com)

Mbah Fanani atau dikenal sebagai Ahmad Fanani, merupakan suami dari Nyai Zaenah yang tinggal di Pondok Pesantren Jatisari, Weru, Cirebon. Beliau berdua dikaruniai seorang putri tunggal satu-satunya, bernama Nyai Maryam.

Menurut putri semata wayangnya, Mbah Fanani bertapa untuk menjauh dari kehidupan duniawi dan materi semata. Sejak lama ayahnya meninggalkan tempat tinggalnya di Jatisari, Cirebon untuk mendekatkan diri pada Allah dengan cara bertapa dan menyepi dari hiruk pikuk duniawi.

Tempat bertapa Mbah Fanani (bombastis.com)

Banyak yang kemudian datang ke tempat mbah Fanani bertapa. Mulai dari pejabat, tokoh masyarakat hingga para santri. Mbah Fanani juga pernah berada selama sebulan di Petilasan Dampu Awang. Mereka yang datang berharap mendapatkan berkah kebaikan dari beliau. Masyarakat juga menganggap dia adalah seorang wali.

Sudah dianggap wali (bombastis.com)