Kisah Alumni UGM Ini Viral di Media Sosial, Pulang ke Kampung dan Lebih Memilih Jadi Petani

Kisah alumni UGM ini viral di media sosial, pulang ke kampung dan lebih memilih jadi petani.

Seorang alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini viral di media sosial Twitter. Lulusan UGM ini membuat thread yang berisi tentang pengalaman dirinya menjadi seorang petani.

Jadi petani adalah pilihan hidupnya setelah lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM. Dalam unggahannya itu, pemilik akun @tanikelana menceritakan pilihan hidupnya itu.

"Tujuh bulan lalu aku lulus dari Fisipol UGM. Januari lalu akhirnya aku pulang kampung, dan bulan Maret aku mulai ambil cangkul dan pergi ke kebun. Sedikit cerita tentang memlih jalan seorang petani!" tulis @tanikelana.

Kisah hidupnya ini dibagikan pada Minggu (14/6) lalu. Kisah hidup pemuda yang punya jalan ninja jadi petani ini juga telah di-retweet hingga lebih dari 12,6 ribu dan di-like hingga lebih dari 45 ribu.

TWITTER: https://twitter.com/tanikelana/status/1271390458405466112

Pemilik akun tersebut adalah Michael Raffy Sujono. Dia adalah alumnus Hubungan Internasional.

Dikutip dari Kompas.com, Raffy mengaku bahwa doi udah lama menggeluti hobi bercocok tanam ini. Hingga akhirnya, hobinya ini berkembang jadi ketertarikan. 

Raffy secara serius menggeluti hobinya ini semenjak bergabung dengan Sekolah Tani Muda (Sektimuda) di akhir masa kuliahnya.

"Sebenarnya dari dulu saya emang punya ketertarikan terhadap dunia pertanian, semacam hobi. Tapi di akhir kuliah, saya ikut komunitas Sektimuda," kata Raffy.

Anak muda jaman sekarang sedikit banget yang mau jadi petani (mediaindonesia.com)

"Akhirnya, hobi itu berkembang jadi ketertarikan secara serius," lanjutnya.

Dari mengikuti kegiatan di komunitasnya itu, Raffy jadi banyak belajar ke para petani dan praktisi tentang cara menanam dan membuat pupuk. Selain itu, Raffy juga punya alasan lain yang mendorongnya jadi petani.

Menurutnya, dia perlu mengubah realitas sistem dan kebijakan di dunia pertanian. Raffy mengakui bahwa nggak banyak orang yang memilih untuk melakukan perubaha itu dari perspektif petani.

"Saya mlihat bahwa masih jarang teman-teman yang mengambil dari perspektif petani sendiri, sehingga upaya membantu itu dilihat hanya objek semata," paparnya.

Tapi alumni Fisipol UGM ini gak malu lho jadi petani (nawacita.co)

"Ini menurut saya kurang cocok karena relasi yang dibangun tidak setara. Saya berpikir bahwa jauh lebih baik jadi petani langsung agar bisa melihat masalah sesugguhnya di lapangan," kata alumni UGM ini.

Raffy pun bersyuur bahwa pilihannya untuk jadi petani mendapat dukungan dari keluarganya. Bahkan orang-orang yang berada di lingkungannya. Menurut Raffy, dukungan itu bikin jalannya jadi mudah.

Setelah menyelesaikan kuliahnya tujuh bulan lalu, Raffy pulang kampung ke Sukabumi, Jawa Barat. Dia pun langsung mulai bertani.

Sejak Maret 2020, Raffy berhasil menanam beberapa jenis tanaman. Mulai dari kangkung, bayam, cabe, hingga timun. Semua ditanam di lahan desa yang disewanya.

Lahan pertanian yang dikerjakan oleh Raffy (Twitter @tanikelana)

Dari empat jenis tanaman itu, hanya kangkung dan bayam yang mampu bertahan hingga panen.

"Alhamdulillah sudah panen kangkung dan bayam. Saya sudah menanam cae belum berhasil, sempat menanam timun, tapi gagal karena dimakan hama," katanya.

Hasil panen dari kerja cocok tanamanya pun dia salurkan melalui pedagang sayur di sana.

Itulah kisah alumni UGM yang viral di Twitter setelah memutuskan jadi petani. Kisahnya bisa jadi menarik banget mengingat nggak banyak anak muda Indonesia saat ini yang mau jadi petani.

Raffy bisa memanen bayam dan kangkung (Twitter @tanikelana)