Mengikuti kompetisi sekelas MotoGP tentu tidak ditujukan oleh semua orang. Selain harus memiliki skill mengendarai motor yang istimewa, fisik rider MotoGP juga harus terlatih setiap waktu. Pasalnya dibutuhkan kekuatan ekstra untuk mengendarai motor kompetisi ini.
Rider MotoGP harus mengendalikan kendaraan dengan kapasitas mesin yang sangat besar karena dapat digeber dengan kecepatan 300 km/jam. Ditambah bobot motor di MotoGP yang rata-rata berada di angka 160 kg.
Padahal pembalap MotoGP yang ideal adalah mereka yang tidak memiliki postur tubuh yang terlalu besar. Seperti Marc Marquez dengan bobot 65 kg dan tinggi 1,69 m. Bahkan Rossi yang tingginya 1,81 m memiliki berat tak sampai 70 kg.
Dengan berat badan yang separoh atau bahkan sepertiga, Dani Pedrosa hanya memiliki berat 51 kg, dari berat motor ini, rider MotoGP harus mengalami penyusutan berat badan lagi seusai membalap di salah satu partao Grand Prix.
Artinya rider harus selalu dalam kondisi fit dan proma selama turnamen. Kondisi cedera bisa sangat berpengaruh pada performa pembalap jika dipaksakan, meskipun masih sangat mungkin dan diizinkan dari tim medis.
Berat badan rider MotoGP hilang 4 kg setelah membalap (indonesianmotorshow.com)
Data menunjukan jika rider MotoGP bisa kehilangan berat badan sekitar 4 kg setiap habis lomba. Salah satu komponennya adalah karena mereka kehilangan cairan tubuh sebanyak 2 liter.
Untuk pembanding, seseorang yang melakukan latihan intensif selama 3 jam tanpa istirahat baru akan kehilangan berat badan dengan jumlah yang sama. Bisa kebayang kan bagaimana lelahnya membalap di MotoGP.
Agar rider tidak kehilangan lebih banyak cairan selama balapan, atau dehidrasi, helm pembalap MotoGP dilengkapi sistem yang memungkinkan penendara minum selama lomba. Gila juga ya, banyak latihan gengs jika bercita-cita jadi pembalap MotoGP.
Berat badan rider MotoGP hilang 4 kg setelah membalap (ridertua.com)