Sebuah video jadi viral karena cara masak yang tak lazim. Di dalam video tersebut tampak seorang pedagang bakso yang merebus mie instan lengkap dengan bungkusnya.
Dua buah mie instan dimasukkan ke dalam tempat merebus bakso. Mie instan yang sudah matang baru diambil dan dikeluarkan dari bungkusnya. Langsung dituang ke dalam mangkuk dan ditambah beberapa butir bakso.
Kelihatan enak ya, dimakan dengan saus dan sambal. Tapi cara masak kayak gitu menambah bahaya makan mie instan. Kesehatan kamu yang bakal terancam jika memakan sajian tidak sehat itu berulang kali. Apalagi airnya sudah digunakan untuk merebus banyak bungkus plastik.
Kalau dilihat dari videonya sih pedagangnya pengen praktis aja. Masak mie instan goreng gak usah pakai penyaring. Langsung aja dituang dari bungkusnya.
Pedagang masak mie instan dengan bungkusnya (livescience.com)
Seorang pedagang memasak mie instan dengan bungkusnya (YouTube News2day)
Dikutip dari detik.com mie instan yang dimasak langsung dengan bungkusnya sama sekali gak baik buat kesehatan. Bukan hanya bahan kimia dari plastiknya, tapi juga dari tinta tulisan dan pewarna dalam bungkusnya. Bahan kimia ini akan semakin cepat larut ketika direbus dengan suhu tinggi.
Ngeri gengs. Hati-hati ya kalau beli makanan di pinggir jalan. Perhatikan bagaimana cara pedagang mengolah makanannya. Juga kebersihan makanannya.
Bahan kimia dari plastik bisa mengganggu keseimbangan hormon tubuh, salah satunya endokrin. Lebih parah lagi kalau terus-menerus mengkonsumsi bahan kimia dari plastik bisa kena kenker.
Zat kimia dari plastik juga bisa menyebabkan perubahan jaringan yang rentan terkena penyakit kanker, kemandulan, kerusakan genetik, kesalahan kromosom, keguguran, dan cacat lahir. Gimana? Tambah ngeri kan.
Apalagi buat anak-anak. Biasanya yang suka jajan di pedagang kayak gitu kan anak-anak. Mereka lebih rentan terkena penyakit. Bisa menganggu proses tumbuh kembang anak.
Memasak mie dengan bungkusnya bisa menyebabkan kanker (YouTube News2day)
"Yang pertama adalah zat karsinogenik, dia menyebabkan kanker. Kedua, menyerang hormon endokrin. Misalnya kaya kelenjar tiroid (kelenjar di leher), pokoknya yang mengejar hormon endokrin," jelasnya.
Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan menyarankan adanya edukasi kepada pedagang.
Edukasi untuk para pedagang dan industri UMKM atau pedagang kecil oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), termasuk juga jajaran kesehatan dari Kemenkes untuk selalu lakukan pembinaan. Pihak perguruan tinggi juga bisa melakukan edukasi sebagai bagian dari pengabdian masyarakat.
Hal ini demi menjaga keamanan makanan untuk konsumen.
Perlu edukasi bagi pedagang (goodnewsnetwork.org)