Lanjut cerita dari kisah misteri nyata dunia Part 5
Ku lihat hp ada beberapa panggilan dari bu Asih, dan teman yang berada di 1 kamoung bersma ku.
bu Asih mengirimkan pesan
[[Dek, dmna? Ibu khawatir]]
Khawatir? Batinku
Khawatir korban tumbalnya lari.
Aku memutuskan untuk tidur, karna lelah sekali. Aku sma sekali tak memikirkan bu Asih, aku sudah benci dengan dia.
Baru ku pejamkan mata, aku di bangunkan mutia. Dia memberi tahu ku bahwa bu asih, pak Ilham, beserta 2 guru mencariku sampai sini.
Aku nangis kala itu dan tak mau kembali ke rumah itu. Aku takut.
tapi bu Asih memelukku dengan wajah sedih seperti seorg ibu yang kehilangan anaknya. Aku makin jijik lihat wajah dia, toh dia yang mengorbankan ke 2 anaknya.
Dia trus memohon dan menangis agar aku pulang, entah kenapa malam itu aku luluh mau pulang ke rumah bu asih.
Toh yang menumbalkan anaknya suaminya pikirku.
Sesampai di rumah bu asih, sudah di sediakan makanan, aku pun makan malam berdua bersma bu Asih.
Walaupun aku sudah mau kesini perasaan takut itu maaih menghantui ku.
"Dek, nanti tidurnya ibu temenin yaa. Biar dek andin gak takut." Bu asih membuka percakapan.
Aku membalasnya hanya dengan senyuman. Seperti biasa yang membereskan semuanya bu Asih.
Aku langsunh masuk kamar, karna aku bner bner capek banget dan badanku sakit semua.
Tak terasa aku sudah tidur pulas, dan akupun bermimpi.
Di dalam mimpiku aku bertemu nenek yang menyeramkan kmrin. Dia tertawa tawa melihat wajahku.
Badanku berkeringat dan aku berusaha lari, namun dia ada dmna mana. Dan suara tertawanya yang khas membuat telingaku ingin pecah.
Aku pun berteriak, hingga terbangun dan bu asih sudah ada di sampingaku. Dia memelukku, badanku panas dan berkeringat banyak.
"Siapa yang berani mengirimkan itu kesini, awaa sja." Gumam bu asih seperti waktu itu.
Aku salah menilai bu asih ternyata beliau bnar bnar mengjhawatirkanku.
Aku diam mendengarkan cerita bu asih.
"dari tadi aku di warung gak denger ada suara tabrakan, tapi kok aneh si tutik itu bisa hancur badannya." Ucap bu asih.
Aku mual mengingatnya....
"Sekarang ini kamu yang di incar sama prapto dek, aku yakin itu. Beberapa kali kiriman dia menyerangmu." Ucap bu asih smbil menatapku tajam.
Lemas langsung badanku, apa salahku sampai mau di jadikan tumbal. Sumpah aku geram banget sma pak prapto. Pengen aku bunuh duluan dia.
"terus saya harus gimana bu? Saya takut." Rengekku.
Ilustrasi (IDN Times)
"Tenang saja nanti kamu saya yang bantu." Jawab bu asih penuh percaya diri.
Aku jadi meras bersalah dengan kebencian dan tuduhan buruk ke bu Asih. Bu Asih tulus banget trnyat.
Sore itu bu Asih menyiapkan sajen sajenan di meja makan. Dan ada darah ayam.
"Dek, ibu harus minta darahmu buat mengusir peliharaan pak prapto." Ucap bu Asih.
"terus caranya gmna bu?"
"Sobek dikit pakai pisau yaa, dikit kok yang penting darah kamu keluar." Ucap bu Asih
Aku pun mengikuti perintah bu Asih.
Bu Asih menyalakan dupa/menyan.
Aku harus duduk di meja itu di depan sesajenan, di depanku menyala menyan dan darahku dan ayam.
"Dek, ibu mau melayat ke rumah mbak tutik, adek dirumah dulu ya." Pamit bu Asih
"tapi bu? Saya takut." Aku bner bner takut guyss.
"kamu aman kok, kamu harus duduk di sini trus hingga saya pulang. Jngan kmna mna ya dik. Jangan pernah tinggalin sesajen ini kalau kamu masih mau hidup"
"tapi kalau saya mau sholat maghrib gmna bu?"
"kamu pengen matii!!!!" Bentak bu Asih smbil melotot.
Aku cuma menggeleng dan menangis.
"Nah nurut ya dek." Ucap bu Asih smbil mengelus kepalaku smbil tersenyum.
Adzan maghrib berkumandang. Tiba tiba terdengar suara pintu di ketuk. Aku tak berani beranjak, bu asih juga berpesan janganmembuka pintu jika ada yang bertamu. Ookoknya aku gak boleh kmna mna aku cuma boleh duduk disini.
Tiba tiba angin kencang membuka pintu rumah bu Asih, seseorg masuk ke dalam rumah. Betapa terkejutnya aku tangan ku bergetar begitu hebat, tubuhku kaku tak bsa bergerak.
Ilustrasi (boombastis.com)
Nenek tua memasuki rumah bu Asih, dengan kekeh tawanya yang membuat bulu kudukku merinding.
Tubuhku kaku tak bsa bergerak sma sekali. Nenek tua itu semakin mendekat ke arahku. Aku berusaha berteriak, namun tak bisa.
Jantungaku berdekup kencang, badanku memanas.
"Ndk usah takut ya cuk" nenek itu mendekat dan mengusap rambutaku.
Tubuhku bergetar hebat, kulirik ke arahnya sungguh menyeramkan wajahnya.
tiba tiba dia mencekik ku hingga aku sulit bernafas. Aku berusaha melepaskan cekikan itu, sampai menyan dan sajen di meja berantakan.
Baca cerita kisah misteri nyata dunia di part selanjutnya: Part 7
Ilustrasi (idntimes.com)