Kali ini ada cerita tentang tumbal pesugihan dari keluarga tak bertanggung jawab. Cerita ini kisah nyata yang ditulis oleh akun Twitter @OmDiill. Seperti apa ceritanya? Simak aja yuk di bawah ini.
Mulai dari setiap malam jam 1 dini hari, selalu terdengar suara seretan kaki di teras rumah. Uang simpanan yang mendadak hilang, sampai teriakan histeris dari tetangga yang tiba-tiba dan hilang begitu saja.
Hari senin, pukul 9.35 pagi.
"permisssiii... " suara tetangga mengetuk pintu. Ani yang baru mencuci baju pun bergegas membukakan pintu.
"oalaah, Bu Asih, monggo2 bu.. Pinarak mlebet ngriki"(silahkan masuk bu, monggo)
"heleh rausah nduk, ming meh ngenehi oleh-oleh,wingi aq sak kluarga dolan ning malang, iki ming sithik rapopo yo, mugo do doyan. "(aah... Gausah dek, ini cuma mau ngasih oleh-oleh,kemaren habis dari malang)
Obrolan asik berlanjut. Ani yang teringat cuciannya lalu menghentikan obrolan itu, dan Bu Asih pun pulang.
Semua terlihat wajar, Tak ada keraguan sedikitpun. Ani tak tau, bahwa oleh-oleh itu adalah modus jebakan yang membawa malapetaka untuknya.
Selesai mencuci, tanpa ragu Ani pun memakan oleh-oleh itu. Kebetulan apel pemberian Bu Asih itu terlihat menyegarkan bagi Ani.
Pukul 4.00 sore
Atan yang sedari pagi merasa kurang enak hati, terburu buru pulang kerja. Seolah ada hal yang menunggunya dirumah.
Ilustrasi mengetuk pintu (ruangmuslimah.co)
Ilustrasi (wartakota.tribunnews.com)
Dan benar saja, ketika Atan membuka pintu, terlihat Ani kejang dilantai dan matanya melotot seperti mau lepas.
Sontak Atan pun berteriak meminta tolong. Dan warga yang mendengar pun berdatangan. Anehnya, mereka cuma melihat, bukan menolong.
Atan yang geram pun menunjuk salah satu warga untuk menelpon rumah sakit.
"heheh! Pak! Telpuno rumah sakit, ora gur pentelang penteleng! "(woy pak! Telfon rumah sakit, jangan cuma lihat-lihat!) seruan Atan.
Sesampainya dirumah sakit, Ani di periksa dan anehnya, dokter tak menemukan penyakit atau hal apa yang baru saja memimpa Ani. Heran, geram, dan tak percaya semua di rasakan Atan. "sing genah dok, bojo kejang ,koe omong ra enek opo-opo?"(yang jelas dok, istriku kejang kmu bilang ga papa?)
"Tenang mas tenang, meskipun saya bilang seperti itu, istri bapak tetap harus rawat inap, karna kondisi melemah. Besok saya observasi lagi". Jawab dokter dengan suara tenang.
Bingung, emosi, lelah dirasakan Atan. Berbagai spekulasi bermunculan di kelapanya. Guna-guna kah, santet kah, atau hanya sekedar salah makan.
Orang tua Ani pun ikut menemani di rumah sakit. Pertanyaan seperti, apa, kenapa, bagaimana pun muncul. Atan yang masih bingung pun hanya diam dan menitipkan Revan anaknya kepada neneknya, kemudian berjalan keluar.
Hanya rokok sebagai teman di malam itu. Menemani sepanjang malam dengan penuh kesedihan. Istri yang selalu tersenyum ramah ketika Atan berangkat dan pulang kerja, sekarang terbujur lemah di dalam ruangan rumah sakit.
Cerita "Pesugihan Cepat Kaya: Kisah Korban Yang Jadi Tumbal" bersambung....
Ilustrasi (PhillyVoice)