Lanjutan dari Part 3
Aku tidak ingat hari keberapa. Abi yang masih terjaga sedang main moba iya mobile legend mendengar suara krasak-krusuk, ia membuka pintu melihat kesekitar rumah yang sepi tidak ada apa-apa akhirnya dia kembali masuk dalam rumah, (ini dia cerita keesokan harinya).
Lalu siang harinya nenek menemui kami dan bercerita jika semalam beliau tiba tiba ingin buang air kecil di sebelah rumah akan tetapi beliau malah menemukan 1 orang yang mengintip kedalam rumah tepatnya ke ruang yang berisi motor dan satunya berdiri agak jauh lalu kaget saat terpergok nenek.
Nenek mengancam kalau mereka kembali lagi akan melaporkan kepada ketua RT untungnya beliau tidak di apa-apakan. Akhirnya beliau bercerita memang banyak begal tapi itu di desa X Y Z dan didesa yang kami tinggali aman-aman saja sebenarnya.
Tetapi mungkin kabar kami yang seorang pendatang tersebar mereka jadi ada incaran untuk dicuri. Disaat itu kami lemas, cobaan apalagi ini ya Allah.
Dan alangkah kagetnya kami ternyata salah satu desa yang disebut nenek yaitu desa X adalah desa tempat dimana kontrakan kami yang dibatalkan karena kalah cepat untuk DP.
Andy nyeletuk "ah pantesan kok katanya ga usah dimasukin rumah sepedanya kata si onoh, sekongkol mungkin sama komplotan begal" dan kata nenek, pencuri-pencuri itu mirisnya adalah anak muda bahkan ada yang masih smp. Padahal ketuanya sudah meninggal karena dikeroyok warga.
Saat itu sore hari aku tidak tau ada kejadian apa karena bangun tidur, tetapi suasananya tidak menyenangkan dan tegang seperti ada cerita seram. Bahkan Abi melarang untuk kita semua ke belakang jadi aku terpaksa mandi dirumah ibu kontrakan. Ah lebih enak memang kamar mandinya kecil dan lumayan terang.
Aku tidak punya firasat yang aneh sama sekali.
Malam hari setelah selesai mengajar bimbel kami rapat evaluasi, dan setelahnya hanya kumpul untuk ngobrol.
"aku gamau mandi di ibu kontrakan lagi, ada penunggunya juga disana" ujar Dya tiba-tiba
Deg .. Ah masa sih disana juga?
Setelah mulai larut malam kami kembali ke kamar masing-masing. Aku lupa saat itu Ina dan Indah berada dimana, aku hanya sendiri didalam kamar karena siti ditemani Abi kekamar mandi . Sekembalinya dari kamar mandi Siti bertanya kepadaku.
"kamu ngapain cekikikan tadi"
"Hah? Cekikikan gimana" tanyaku
"Iya ketawa hihihi" jawab Siti
"Uhm oh iya ini lagi baca cerita lucu"
Padahal saat itu aku tidak tertawa tetapi biar Siti tidak merasa takut aku akui saja.
Aku juga ingat malam selanjutnya aku dan Abi lebih dahulu kembali ke kontrakan setelah mengajar bimbel, karena memang kebelet aku kekamar mandi setelah itu aku menengok ke arah pintu samping dapur, kulihat lampu sebelah mati jadi aku melangkah ke pintu dan aku nyalakan.
Setelah itu gak mikir apa-apa dan kembali keruang tamu yang ternyata Indah, Siti dan Ina sudah kembali.
Ina mengajakku kekamar mandi dia bilang ketakutan kalau sendiri, yasudah aku antar tetapi sekembalinya dari kamar mandi Ina tidak kekamar malah mengajak duduk duduk di teras rumah. Aneh pikirku, jadi aku bertanya
"Kenapa In? Diluar dingin ini mulai gerimis lagi"
"Kamu tau gk kenapa aku takut? (Jeda sebentar) Didepan pintu belakang deket dapur ada pocong berdiri" ujar Tina pelan.
Asdfghk kampreet rasanya jantungku sempat berhenti mendadak.
Jadi kami diam diteras dan akhirnya Ina berbicara lagi.
Bayangan mengintip (CeritaMistis.com)
"Tuh liat pohon bambunya goyang-goyang" tunjuknya.
Seketika aku memerhatikan pohon bambu yang memang bergoyang walaupun angin tidak kencang saat itu
"Penunggu situ tuh usil, sekarang dia ketawa ketawa merhatiin kita"
Langsung saja aku ajak Ina kekamar untungnya kata Ina si ocong udah gak ada di depan pintu samping dapur.
Aku lupa dimalam itu juga atau keesokan harinya Ina bertingkah aneh. Tatapan matanya berbeda, seperti lebih tajam dan agak mendelik.
Bukan hanya aku saja tetapi Indah dan Siti juga merasakannya, Ina lebih banyak diam saat ditanya. Wah ga beres nih fikirku.
Tiba-tiba Ina minta tolong untuk gosokin garam ditelapak kakinya, aku ambil garam yang ada diruang tamu, iya garam yang diberikan oleh guru ngaji Andy, waktu aku gosokin garam telapak kaki Ina benar benar dingin.
Malam itu yang terjaga dikamar hanya aku dan Ina karena aku menemani Ina untuk mengobrol agar dia tidak kosong.
Posisinya Ina dekat pintu, aku, Siti dan Indah lalu disebelah Indah masih ada space kosong sekitar 1.5m dari tembok. Saat itu aku dan Tina ketiduran dan waktu subuh kami bangun karena alarm ku untuk sholat.
Pagi harinya Ina bercerita soal cerita seram jika semalam di pintu kamar berdiri sosok perempuan berambut panjang yang terus melihatinya semalaman.
Siti dan Indah yang mendengarnya akhirnya mengganti posisi tidur menjadi aku dipojok mepet tembok, Ina, Siti baru Indah yang pling dekat dengan pintu.
Malam itu aku merasa tidak bisa tidur seperti ada yang mengawasi kami dan benar saja keesokan paginya Ina bercerita jika sosok itu pindah tempat yaitu didekat kakiku.
Ah pantas saja rasanya semalam aku tidur tidak tenang. Sejak kejadian dua hari berturut itu kami tidur malam dengan keadaan lampu menyala.
Ada juga kejadian tiga hari berturut setiap maghrib hp ada saja yang hilang tapi aku lupa malam keberapa.
Setelah kita berdoa dan nyari muter-muter selang 10 menit hp nya ketemu di tempat yang tidak terduga.
Di dua minggu terakhir kkn aksi komplotan itu semakin menjadi. Kami menemukan engsel jendela telah dicongkel dari luar. Untungnya motor masih lengkap.
Selang 2 hari setelahnya tepat saat tengah malam anak laki-laki yang berjaga mendengar suara, bahkan kami penghuni kamar belakang juga mendengar suara langkah kaki disebelah rumah.
Dengan cepat kami keluar rumah dan Abi bilang melihat bayangan berlari ke kebun di sebelah rumah nenek dikejar oleh pak Heri, anak ibu kontrakan yang bekerja menjadi satpam.
Penampakan di pohon (Pantau.com)
Karena di aksi mencongkel sebelumnya kami sudah menceritakan kepada beliau. Kami kira mereka sudah kapok dan tidak berani berulah lagi tapi kami salah.
Pernah suatu waktu aku dan Rosa setelah menunaikan ibadah sholat isya' dan kami memutuskan untuk membaca Al-Qur'an bersama didalam kamar depan. tapi tiba-tiba Dya ikut masuk, ia bilang ingin ikut membaca.
Hatiku senang mendengarnya, Dya disamping Rosa dan membaca bersama Rosa dg satu Al-Qur'an tetapi ada yang aneh, setiap membaca beberapa ayat Dya tidak fokus dan malah mengajak ngobrol Rosa beberapa kali sehingga Rosa mau tidak mau berhenti beberapa kali untuk menanggapi Dya,ini seperti Dya berniat menghentikan Rosa mengaji.
Cerita Seram KKN di Desa Sukawedi bersambung ke Part 5
maling (Boombastis.com)