Curhatan Horor KKN Desa Penari Part 8 Aksi Misterius Bima

Masih berlanjut nih kisah seremnya Widia and the gank, penasaran kita kepoin kuy~

Kenapa Sebelumnya Bima kelihatan tak antusias sendiri daripada kawan-kawan? Pasti ada sesuatu yang di sembunyikan deh~

Di malam itu juga. Widya ingat yang katakan Wahyu. sebap malam, Bima pergi keluar rumah, entah apa yang di lakukanya. Widya, sengaja begadang hanya untuk memastikan, dan ternyata benar, malam itu. Bima pergi keluar rumah. 

Widya masuk ke kamar Bima, disana ada Wahyu sama Anto, yang pertama Widya lakukan, membangunkan Wahyu, meski enggan, Widya terus memaksanya. setelah Wahyu benar-benar terjaga. Widiya memberitahu kalau Bima baru saja keluar. 

Wahyu hanya menatap Widya keheranap "aku lak wes tau ngomong su" (aku kan sudah pernah bilang jing).

"Iha ya, ayo di tutno, nang ndi arek iku- (Iha iya, makanya, ayo kita ikuti, kemana anak itu).

"gawe opo? paling nang omahe prabu, ndandani tong bambu'ne" (buat apa, palingan dia ke rumah prabu, memperbaiki tong sampahnya yang dari bambu)

"yo wes mboh" (ya sudah terserah) Widya keluar dari kamar itu, kemudian ia pergi menyusul Bima, sendirian.

Bima itu anak cowok yang paling religius, sama kaya Nur, karena mereka memang sudah dekat di kampus. tapi, Anton sering cerita, kalau kadang, dia memergoki Bima Onani di dalam kamar, dan itu tidak sekali dua kali, masalahnya adalah, saat Bima melakukan itu. ada suara perempuan.

Widya tidak terima Bima di katain itu oleh Anton, Widya pun bertanya darimana dia tahu Bima onani?

"heh, mbok pikir aku ra eroh wong onani iku yo opo?" (kamu pikir saya gak tau bagaimana cowok onani?) 

Widya masih diam, mendengarkan penjelasan Anton. 

"sing dadi masalahe iku guk Bima Onani", "kabeh lanangan pasti tahu onani, aku gak munatik, masalahe, onok suara wedolie,??" (yang jadi masalahnya itu bukan Bima onani, semua cowok pasti pemah, aku gak munatik masalahnya, ada suara perempuanya.??) 

Hutan malam (IDNTimes.com)

"pas tak enteni, sopo arek iku, nek gak awakmu, pasti Ayu nek gak Nur, tapi, ra onok sopo sopo sing nang kamar ambek cah kui" (ketika ku tunggu, siapa perempuan itu, ku kira itu kamu, kalau gak ayu atau nur, ternyata, tidak ada siapa-siapa di dalam kamar sama dia) 

"terus" tanya Widya. 

"suoro sopo sing tak rungokno lek ngunu?" (suara siapa dong yang ku dengar waktu itu) 

"masalahe, aku wes sering krungu, mesti, onok suoro iku" (masalahnya, aku sudah sering dan selalu dengar suara itu) 

Cerita Anton membuat pandangan Widya berubah, dan malam itu, ia melihat Bima berjalan jauh ke timur, arah menuju sebuah tempat yang seringkali membuat Widya merinding tiap memandangnya. Tipak Talas. 

Widya melihat Tipak talas seperti sebuah lorong panjang hanya saja, chndingnya adalah pepohonan besar dengan akar di sana-sini, selain medan tanahnya yang menanjak. di depan Tipak talas, ada gapura kecil, lengkap dengan kain merah dan hitam di sekelilingnya. 

Hutan seram (Boombastis.com)

Pak Prabu pernah bercerita, kain hitam adalah nama adat untuk sebuah penanda seperti di pemakaman, namun bukankah warna cerah lebih baik untuk menjadi sebuah penanda, sebelum Widya tahu kebenaran dari warga yang bercerita, bahwa hitam yang di maksud adalah simbol alam lain. 

Hitam bukan untuk yang hidup, melainkan untuk tanda bagi mereka yang udah mati. Hah! Mati?? Simak deh kelanjutannya di part selanjutnya~

Desa Penari (sisigelaprahasia.blogspot.com)