Jika membicarakan bank, berarti tentang sebuah lembaga yang mengatur sirkulasi keuangan dalam sebuah wilayah. Dan untuk wilayah Indonesia, pembentukan bank pertama kali di wilayah Nusantara dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Sebelum adanya bank sebagai lembaga keuangan, semua kegiatan ekonomi masih diatur secara manual. Hal ini pun menyebabkan terjadinya kesalahan penghitungan dan kekurangan.
Oleh karena itu, pada awal abad ke-19, pemerintah kolonial pun membentuk perusahaan perbankan bernama De Javasche Bank. Harapannya, semua aktivitas keuangan yang berlangsung di wilayah Nusantara bisa tercatat dengan maksimal.
Dan untuk memaksimalkan kegiatan ekonomi yang terbentang di seluruh wilayah Indonesia hingga luar negeri, pemerintah Hindia Belanda juga membuka cabang di beberapa wilayah Nusantara, Amsterdam hingga New York.
De Javasche Bank (klikalamat.com)
Sejarah De Javasche Bank
Bank ini didirikan pada tahun 1828 atas perintah dari Raja Willem I. Bentuk bank ini adalah Nammlooze Vennotschap atau juga bisa disebut dengan perseroan terbatas. Dan lebih jelasnya, bank yang bertahan hingga kini untuk kemudian dinasionalisasi dengan nama Bank Indonesia ini bentuknya adalah bank sirkulasi atau octrooi.
Kantor pertama De Javasche Bank berada di Batavia, kini dikenal Jakarta. Dan setahun usai pendiriannya, bank yang berpusat di Jawa ini pun membuka cabang di Surabaya dan Semarang.
Dari dua kota itu, pemerintah kolonial berhasil mengembangkan bank kecil ini hingga memiliki beberapa cabang baru, baik di dalam maupun luar negeri. Cabang-cabang itu antara lain di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatra dan New York.
(commons.wikimedia.org)
De Javasche Bank Dinasionalisasi Menjadi BI
Masa awal usai proklamasi kemerdekaan Indonesia, status De Javasche Bank belum berubah. Saat itu, bank sirkulasi ini masih dijalankan orang-orang dari Kerajaan Belanda.
Saat itu, seluruh usaha ekonomi yang hendak dijalankan pemerintah Indonesia terhadap De Javasche Bank harus lah dikonsulitasikan terlebih dahulu dengan pemerintah Kerajaan. Hal ini pun yang mempengaruhi kesulitan pemerintah dalam mengambil kebijakan moneter.
Hingga pada tahun 1951, pemerintah Indonesia pun menasionalisasi bank yang berpusat di Jawa ini. Dalam perjanjiannya, pemerintah berkenan membayar seluruh saham yang dimiliki 120% di atas harga normal.
(commons.wikimedia.org)
Usai pemerintah melunasi pembayaran pembelian, UU No.24 Tahun 1951 pun dikeluarkan. UU ini menjelaskan tentang nasionalisasi De Javasche Bank dan mengubah namanya menjadi Bank Indonesia. Bank inilah yang berperan sebagai bank sentral pemerintah.
Nah, itulah sejarah singkat tentang pendirian bank pertama di wilayah Indonesia. Panjang ceritanya dan berisikan perjuangan nasionalisasi yang berat. Kini, sejarah tentang De Javasche Bank pun masih menyisakan misteri. Salah satunya adalah harta peninggalan kerajaan Indonesia yang tertinggal sebagai aset di cabang New York.
(reresepan.com)