Sebuah hubungan yang tak bahagia menjadi alasan pasangan untuk berpisah. Tetapi beberapa pasangan tetap hidup pada hubungan asmara yang tak bahagia. Mungkin terdengar sia-sia atau bahkan tidak menguntungkan. Tetapi ternyata sains menemukan alasan dibalik pilihan tersebut.
Dikutip dari Independent.co.uk, seseorang memilih bertahan dalam hubungan asmara yang tidak bahagia karena merasa pasangannya bergantung padanya. Ini membuat orang tersebut nggak mampu pergi begitu saja.
Sebelum mengungkapkan temuan penelitian tersebut, sebelumnya riset dilakukan Universitas Utah mengaitkan hubungan yang tidak bahagia dengan kebutuhan atau kepentingan diri sendiri. Misalnya seperti tidak ingin hidup sendiri atau takut tidak menemukan pasangan lain yang tepat.
Berdasarkan temuan terbaru, seseorang melibatkan empati ketika mempertimbangkan untuk putus. Diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, semakin seseorang bergantung dengan pasangannya maka semakin kecil kemungkinan untuk berpisah. Pada akhirnya memutuskan untuk tetap mempertahankan hubungan demi kebutuhan pasangan, bukan kebutuhannya sendiri.
Dalam penelitian ini dilakukan dua studi secara terpisah. Studi pertama melacak 1.348 orang yang menjalin hubungan romantis selama 10 minggu. Studi kedua menyelami pengalaman 500 peserta yang berencana putus cinta setelah 2 bulan menjalin hubungan.
Samantha Joel, ketua studi tersebut mengungkapkan bahwa hal yang dipaparkan di atas benar. Meskipun orang tersebut nggak benar-benar ingin berkomitmen, ia akan tetap mempertahankan hubungan yang nggak membahagiakan. Pada umumnya, mereka benar-benar tidak ingin melukai perasaan pasangannya.
Pria berwajah sedih (sott.net)
Di samping temuan penelitian di atas, Madeleine Mason Roantree, dating psychologist, mengungkapkan bahwa alasan paling umum untuk mempertahankan hubungan adalah takut merasa sendirian. Artinya, menganggap bahwa sendiri adalah hal paling buruk dibanding hubungan yang buruk.
Lanjut Madeleine, orang mungkin akan merasa enggan atau bahkan menyangkal tentang keadaan hubungan asmaranya.
Alasan lain yang pada umumnya terjadi adalah karena mereka percaya bahwa meninggalkan hubungan itu kegagalan. Mereka nggak berani menerima kenyataan tentang kegagalan.
Kadang seseorang tidak realistis dalam menentukan kisah asmara. Madeleine memaparkan bahwa seseorang, secara khusus sering terjadi pada wanita, bahwa terdapat 'ilusi positif' sehingga tetap mempertahankan hubungan asmara yang buruk. Pasangan yang lebih positif dilaporkan lebih banyak mengalami kepuasan dalam hubungan.
Pasangan marahan (psychologytoday.com)
Hubungan asmara dijalin oleh dua orang manusia. Masing-masing mempunyai cita dan gambaran yang berbeda mengenai hubungan yang sempurna. Bagaimana hubungan asmara yang sempurna menurutmu? Tentu hubungan asmara yang bahagia bukan?
Membujuk dan menangis (yoursnews.in)