Pada umumnya, ada dua kebiasaan berpikir untuk mengelompokkan cara mempersepsi sesuatu hal. Yaitu pesimis dan optimis. Seseorang yang pesimis sering mengantisipasi kesalahan sedangkan optimis ingin mencapai yang terbaik. Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa optimis lebih menguntungkan buat kesehatan.
Orang yang optimis didorong oleh cita-cita atau mimpi sehingga bisa menikmati setiap proses. Ketika pikiran negatif membuat ragu, ia bisa mengatasinya dengan rasa percaya diri yang cukup. Seseorang yang optimis tahu apa yang ia inginkan dan nggak merasa khawatir untuk mencoba hal baru. Bagaimana dengan seseorang yang pesimis?
Seseorang yang pesimis seringkali overthinking dan memikirkan hal yang perlu dipikirkan. Ini disebabkan nggak mau melakukan kesalahan. Bukan berarti tidak melakukan kesalahan itu lebih baik, tetapi memikirkan hal yang belum tentu terjadi bisa menguras energi. Untuk mengatas hal tersebut, ada baiknya kamu menumbuhkan 7 hal positif di bawah ini. Karena optimis adalah jalan kebahagiaan.
Berdamai dengan masa lalu
Masa lalu nggak pernah lebih buruk bahkan lebih baik. Maka, kamu perlu berdamai dengan masa lalu. Masa lalu mempunyai potensi merusak masa depan jika kamu selalu berperang dengannya. Jadi, pegang hal ini baik-baik, berdamailah dengan masa lalu.
Jadi lebih optimis (@nate_dumlao/unsplash.com)
Yang dipikirkan orang lain bukan urusanmu
Katakan pada diri sendiri bahwa yang dipikirkan orang lain bukanlah urusanmu. Orang lain mempunyai pikiran negatif, pun bukan urusanmu. Semakin kamu menghabiskan energi untuk menanggapi pikiran dan anggapan orang lain, maka semakin memusingkan. Nggak perlu pusing-pusing menanggapi ya. Abaikan hal yang tak bermakna dan serap pengalaman yang menginspirasi.
Waktu menyembuhkan segalanya
Lagi-lagi tentang overthinking, berpikiran terlalu keras terkadang nggak berguna. Seringkali hanya waktu yang bisa menyembuhkan rasa sakit. Terlebih, apapun akan lebih baik jika diendapkan. Ibarat kopi tubruk, secangkir akan lebih nikmat disesap jika bubuknya sudah turun dan mengendap.
Rel kereta tua (@adambixby/unsplash.com)
Jangan membandingkan
Setiap orang mempunyai kehidupan masing-masing. Membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain nggak akan membuatmu bahagia. Yang ada semakin terpuruk dan ngerasa nggak pernah cukup. Kamu nggak akan tahu capaian setiap orang, jadi lebih baik fokus pada capaianmu sendiri.
Siapa yang bertanggungjawab pada kebahagiaanmu? Kamu sendiri
Tidak ada yang menanggung kebahagiaanmu. Maka, ubahlah cara berpikirmu agar tak selalu pesimis. Agar bisa merasa cukup dengan jerih payah yang sudah kamu pertaruhkan. Orang lain, pasangan, keluarga punya peran penting dalam hidupmu. Tetapi caramu menanggapi kehangatan dan perhatian mereka mempengaruhi kebahagiaanmu.
Jam analog (@loic/unplash.com)
Tersenyum
Setiap orang mempunyai masalah, jadi mengapa harus menahan senyum dan merasa kamu menghadapi masalah yang paling berat. Tersenyumlah. Kehidupan penuh masalah adalah anugerah. Berpikirlah bahwa Sang Pencipta memberi perhatian padamu ketika menghadapi masalah.
Nggak semua pertanyaan ada jawabannya
Memikirkan jawaban dari setiap pertanyaan hidup bisa menghabiskan waktumu. Nggak papa nggak tahu jawabannya dan bingung harus bersikap bagaimana. Jawaban akan datang pada saat yang tepat dan kamu nggak akan menduga sedahsyat apa jawaban tersebut.
Hampir menangis (@heftiba/unsplash.com)
Berbagi
Apapun, siapapun dan bagaimanapun situasi perasaanmu, berbagilah. Berdasarkan penelitian psikologis, dengan berbagi seseorang bisa menikmati hidup. Kamu nggak sendiri, ada teman, saudara, keluarga dan orang lain. Mereka akan menerimamu apa adanya. Dengan begitu kamu akan merasa nyaman dengan dirimu sendiri.
Masih berpikiran pesimis? Ingat 7 hal positif diatas ya!
Senyuman dan semangka (@cajugos/unsplash.com)