Ghosting Itu Apa Sih, Ngilang Pas Lagi Sayang-sayangnya Gitu? (Bagian 1)

Katanya nih, 'ghosting' tuh ngilang pas lagi sayang-sayangnya gitu? Apa sih maksudnya?

Dear Paragengs, pernah gak sih kalian ngalamin putus komunikasi secara tiba-tiba? Bukan karena sinyal ya, tapi kayak gak ada kabar tiba-tiba gitu pas udah deket banget sama gebetan.

Padahal sebelumnya, komunikasi di antara kalian tuh baik-baik aja. Intens, mulus, lancar kayak di jalan tol. Eh, ujug-ujug gak ada angin, gak ada hujan, si doi ngilang entah ke mana. Doi jadi gak ngerespons secepat kilat kayak biasanya.

Kondisi itu mungkin aja diperparah dengan si doi yang udah ogah-ogahan membalas pesan atau ngangkat telepon kalian. Mungkin juga dia mematikan semua perangkat komunikasinya dalam waktu yang cukup lama.

Karena lama-lama diliputi rasa khawatir dan cemas, jadilah kalian ngecek segala hal yang bisa terhubung dengan si doi. Mulai dari pencarian di Google atau semua akun media sosialnya.

Gak lama kemudian, mereka muncul lagi dan seolah gak terjadi apa-apa gitu. Situasi begitu kan bikin kita bertanya-tanya ya gengs. Ya, kecuali kalian tau kalo mereka ke mana selama menghilang itu.

Duh, doi ke mana ya? Gak ada kabar gini sih~ (dcollectiveintelligence.com)

Itulah yang dinamakan ghosting. Situasi itu berarti memutus semua komunikasi tanpa memberikan penjelasan apa pun. Kabarnya, fenomena ghosting juga lagi terjadi di mana-mana belakangan ini, terlebih di kalangan remaja atau millenials tuh.

Nah, menurut para ilmuwan, ghosting tuh lazim terjadi ... sebuah hal yang lumrah untuk dilakukan manusia dalam konteks berinteraksi. Ghosting sendiri emang erat kaitannya dengan dunia asmara, tapi ternyata terjadi juga kok dalam jalinan persahabatan.

Nah kan, muncul lagi deh doi (legionathletics.com)

Dilansir dari Live Science, ghosting atau menghilang yang tiba-tiba itu disebut sebagai sebuah fenomena baru oleh para ilmuwan.

Sebuah penelitian yang melibatkan 1.300 orang tahun 2018 lalu menunjukkan bahwa sekitar seperempat orang dari jumlah tersebut pernah menjadi korban ghosting. Sementara sekitar seperlimanya adalah pelaku ghosting.

Dalam hubungan persahabatan, ghosting termasuk kasus yang umum. Sebab, lebih dari sepertiga peserta penelitian mengaku bahwa mereka melakukan ghosting kepada teman-temannya. Sebagian lainnya pun menjadi korbannya.

Yah, lagi sayang-sayangnya malah ngilang doi~ (thoughtco.com)

Jumlah pelaku atau korban ghosting mungkin akan bertambah. Karena, survei yang dilakukan tahun lalu itu menemukan sekitar 65 persen dari peserta sebelumnya pernah melakukan ghosting kepada mantan pasangannya. Sementara sekitar 72 persen lainnya melaporkan bahwa "mantan-calon-pacar" mereka melakukan ghosting pula. Duh!

Kenyataannya, ada beberapa strategi berbeda yang bisa diambil seseorang untuk mengakhiri sebuah hubungan. Nah, ghosting adalah strategi yang umum diterapkan, terutama karena teknologi telah mengubah cara manusia untuk berinteraksi.

Kalian pelaku atau korban, hayooo? (shutterstock.com)

Tara Collins, seorang profesor psikologi di Winthrop University di Rock Hill, Carolina Selatan, Amerika Serikat, menduga bahwa mereka yang mengabaikan mantan pasangannya untuk waktu yang lama merupakan efek dari penggunaan media sosial dan teknologi.

Soal strategi, ghosting jadi umum dilakukan bagi mereka yang berkenalan melalui media sosial atau situs kencan online.

Jaman begini nih, semua orang bisa menjalin hubungan romantis dengan siapa aja yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Dan karena alasan itulah seseorang melakukan ghosting, ya biar lebih mudah meninggalkan semuanya dan menghilang tanpa konsekuensi apa-apa. Gitu kata Tara Collins tadi.

Jadi, apa kalian pernah jadi korban ghosting? Atau malah jadi pelaku ghosting juga? Hmm ....

Ini penting diketahui buat kalian yang cari jodoh online nih (lifehack.org)