Sebuah Peta Kuno Ungkap Sosok Orang Paling Tajir di Muka Bumi Ini ...

Sebuah peta kuno ungkap sosok orang paling tajir di muka bumi ini. Yang pasti, dia bukanlah Jeff Bezos.

Saat ini, sandangan orang terkaya di dunia dipegang oleh Jeff Bezos. Sebelumnya ada Bill Gates dan jajaran nama lainnya. Tapi gengs ... mereka ini ternyata cuman "anak kemaren sore" kalo soal tajir-tajiran. Hmm.

Ternyata, ada seseorang yang lebih tajir lagi dari Bezos, si bos Amazon itu. Orang itu diungkap berdasarkan naskah dari abad pertengahan yang disebut The Catalan Atlas.

Manuskrip kuno itu berisikan rute perdagangan dan memperlihatkan sosok raja dari Afrika Barat yang sedang memegang kepingan emas. Dia adalah Mansa Musa, orang paling kaya di muka bumi ini.

The Catalan Atlas yang telah direproduksi itu kini dipajang dalam pameran bertajuk "Caravans of Gold" yang dibuka pada Sabtu (26/1/2019) lalu di Block Museum of Art di Northwest University, Illinois, Amerika Serikat.

Pameran ini sendiri menyoroti soal kekayaan luar biasa dan pengaruh besar Afrika selama abad pertengahan di dunia. Peta ini dibuat di Majorca, sebuah pulau di perairan Mediterania pada 1375 silam.

The Catalan Atlas (Twitter @EuropeHistory)

"Jelas, Mansa Musa dari Afrika Barat, juga sumber daya emasnya memiliki arti penting yang sangat besar," jelas Kathleen Bickford Berzock, kurator pameran tersebut, sebagaimana dikutip dari Live Science.

Pameran ini, menurut Kathleen, bertujuan untuk menghilangkan prasangka atau stereotip tentang benua Afrika. Ini sejalan dengan banyaknya sejarawan dan akademisi yang telah mendokumentasikan arti penting Afrika di dunia pada abad pertengahan.

Pameran ini menjadi penting karena Afrika kerap dianggap terbelakang dalam imajinasi publik. Keterbelakangan ini dipicu oleh serangan kekuatan kolonialis yang melucuti Afrika dari orang-orang hebatnya dan sumber dayanya.

Buku pameran "Caravans of Gold" (Twitter @alixebovey)

Para penjajah Afrika menghapus banyak warisan budaya dan sejarahnya yang kaya.

"Pameran ini memberi tahu kita banyak hal tentang dunia di mana kita hidup saat ini, untuk memahami sejarah panjang pertukaran dan interaksi pada skala global," kata Kathleen.

Kathleen juga mengatakan, pameran ini akan membantu orang untuk berpikir tentang sejarah Afrika sebelum Barat terlibat di dalamnya. Misalnya dalam hal perdagangan budak Atlantik.

Mansa Musa I, penguasa Mali (datuopinion.com)

Berdasarkan peta kuno tersebut, Mansa Musa di zamannya adalah sosok yang fenomenal. Dia adalah penguasa Mali yang punya kendali penuh atas produksi emas yang ditambang di sana. Itulah emas yang paling murni yang paling banyak diincar oleh para penjajah di zaman itu.

"Sulit membayangkan ada orang yang memiliki kekayaan sebanyak itu pada masa kini," Kata Kathleen. Bahkan, Mansa Musa punya akses tanpa batas untuk pundi-pundi hartanya itu.

Di samping itu, kita bisa tahu pula bahwa Afrika bukan hanya sekadar tempat yang dijarah Eropa untuk bahan mentah. Benua itu kaya akan budaya, seni patung, seni tekstil, dan lain sebagainya. Salah satu artefak yang dipamerkan adalah sebuah patung yang menggambarkan seseorang yang sedang duduk dari Nigeria.

Artefak dari Afrika abad pertengahan (Twitter @Omenkaonline)

Patung orang duduk itu terbuat dari tembaga yang kemungkinan ditambang di Eropa. Ada pula cetakan koin dinar dari Tadmekka, Mali. Tampak serbuk emas yang menempel pada koin tersebut.

Penemuan cetakan itu mengonfirmasi isi teks-teks berbahasa Arab pada saat itu yang menyebut Tadmekka sebagai sumber dinar. Nah, itulah yang membuat Mansa Musa menjadi layak menyandang orang terkaya di muka bumi.

Mansa Musa, sebagaimana dijelaskan dari peta kuno tersebut, pernah melakukan perjalanan ke Makkah. Perjalanan itu terjadi pada tahun 1324. Hal ini kian menjelaskan bahwa betapa kayanya Mansa Musa.

Patung tembaga dari Nigeria (Twitter @ArtsPusherSteph)

Mansa Musa I saat itu didampingi oleh iring-iringan karavan dan dikawal oleh 60.000 orang. Termasuk rombongan 12.000 orang budak yang semuanya mengenakan busana brokat dan sutra Persia! 

Mereka semua menuju Kairo. Mansa Musa sendiri menunggangi kuda yang diikuti oleh 500 budaknya. Mereka semua membawa tongkat yang terbuat dari emas.

Meski memiliki kekayaan berlimpah, Mansa Musa juga dikenal di zamannya sebagai sosok yang murah hati dan bertakwa. Penampilannya yang menawan pun menjadikannya sebagai sosok raja yang berkharisma.

Mansa Musa I dan peta perjalanannya ke Makkah (kentakepage.com)

12 tahun setelah kunjungan sang raja Mali ke Kairo, ahli sejarah Al-Umari datang ke sana. Ia menemukan bahwa para penduduk kota yang populasinya satu juta itu kerap memuja-muja sang raja.

Mansa Musa disebut-sebut pernah memiliki luas wilayah kerajaan paling luas di bumi. Namun, Mansa Musa tetap mengekspansi beberapa kawasan hingga menjadi pemilik ibukota Songhai, Gao.

Setelah itu, Mansa Musa memerintahkan seorang penyair dan arsitek Granada, Abu Ishaq Al-Sahili untuk membangun sebuah masjid di Timbuktu. Kemudian jadilah Masjid Gao menggunakan batu bata, bahan bangunan yang bukan berasal dari Afrika Barat.

Ilustrasi, Mali penghasil emas abad pertengahan (masterinvestor.co.uk)

Sementara Kota Timbuktu, menjadi kota perdagangan penting dengan armada karavan yang menyambungkan perjalanan ke Mesir dan pusat perdagangan penting lainnya di Afrika Utara.

Mansa Musa I akhirnya wafat pada 1331. Semenjak itu, penerus Mansa Musa tak bisa mempertahankan apa yang dilakukan ayahnya. Sehingga, semua kekayaan habis untuk membiayai perang dan pertahanan.

Masjid Djinguereber di Timbuktu, Mali (travelhdwallpapers.com)