Tata krama atau sopan santun adalah perilaku yang menunjukkan rasa hormat, perhatian, dan kesopanan terhadap orang lain. Bersikap penuh perhatian dan bijaksana dalam cara kita berinteraksi dengan orang lain. Sikap ini penting untuk menciptakan lingkungan sosial yang positif.
Tata krama bisa sangat berbeda di berbagai budaya. Misalnya, di beberapa budaya, melepas sepatu sebelum memasuki rumah adalah hal yang sopan, sementara di budaya lain, hal ini mungkin tidak diharapkan. Memiliki kesadaran dan rasa hormat terhadap perbedaan budaya ini merupakan aspek penting dari sopan santun.
Mengajari anak-anak tentang sopan santun sejak usia dini akan mempersiapkan mereka untuk sukses baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, meningkatkan kepercayaan diri, dan mendorong pendekatan yang penuh rasa hormat dan perhatian terhadap orang-orang di sekitar mereka.
Lalu, bagaimana cara mengajarkan sopan santun ke anak-anak? Simak tipsnya berikut ini ya!
1. Beri contoh
Anak-anak belajar dengan mengamati orang dewasa di sekitarnya. Menjadi teladan dengan menggunakan bahasa yang sopan dan menunjukkan perilaku hormat. Misalnya, ucapkan “tolong” dan “terima kasih” secara rutin, minta maaf bila perlu, dan bersabarlah dalam menunggu giliran.
2. Gunakan penguatan positif
Penguatan positif bisa berupa pengakuan verbal, seperti mengatakan, "Bagus sekali mengingat mengucapkan 'terima kasih!'" Hadiah atau insentif kecil juga dapat memotivasi anak kecil untuk mempraktikkan perilaku yang baik.
3. Latihan yang konsisten
Jadikan sopan santun sebagai bagian dari rutinitas harian sehingga menjadi kebiasaan. Saat makan, ajari anak untuk menggunakan tata krama makan yang sopan, seperti meminta, menawarkan, berbagi, dan berterima kasih – dan tidak berbicara dengan mulut penuh. Dorong mereka untuk menyapa orang dengan sopan, menggunakan bahasa yang sopan, dan mempraktikkan sopan santun dalam situasi sosial.
4. Ajarkan etiket digital
Bagi anak-anak yang sudah cukup umur untuk menggunakan teknologi dan Internet, perilaku yang baik juga harus diterapkan dalam interaksi online. Diskusikan bahasa yang penuh hormat dan ramah dalam teks, email, dan postingan media sosial, dan bicarakan dengan anak-anak tentang privasi serta dampak dari perkataan dan tindakan mereka secara online.
5. Berempati
Dorong anak untuk mempertimbangkan perasaan orang lain. Ajari mereka untuk mengenali dan menghargai emosi, baik itu menunjukkan empati ketika seseorang sedang kesal atau menawarkan dukungan ketika seseorang membutuhkan bantuan. Gunakan skenario bermain peran untuk melatih dan memperkuat perilaku ini.
Contoh sopan santun di Indonesia (alodokter.com)