Hanya satu hal yang membedakan emosi, perasaan dan mood. Waktu! Hanya waktu yang membedakan ketiga sektor psikologis dalam tubuh manusia. Emosi adalah pelepasan zat kimia yang merespon interpretasi seseorang pada peristiwa spesifik. Ini membuat otak selama 1/4 deti mengidentifikasi 'sebuah peristiwa' dan sekitar 1/4 detik juga dalam memproduksi zat kimiawi. Zat kimiawi emosi dilepaskan ke seluruh bagian tubuh, nggak hanya pada otak.
Bentuk zat kimia tersebut pada akhirnya mendapat respon yang melingkar dari otak ke tubuh. Respon tersebut terjadi selama enam detik saja. Cukup hebat bukan 'semesta' tubuh dalam merespon suatu peristiwa.
Jika emosi adalah respon melingkar yang terjadi selama enam detik dari produksi zat kimia 1/4 detik, lantas bagaimana dengan 'perasaan'?
Perasaan tumbuh ketika terjadi integrasi dengan emosi. Memikirkan tentang 'perasaan' sama seperti menggalinya semakin dalam. Dalam bahasa Inggris 'perasaan' diterjemahkan dalam term 'feel' untuk menandai sensasi fisik dan emosi. Misalnya, 'tubuh merasa dingin' dan kita juga bisa mengatakan 'secara emosional merasa dingin'. Ini adalah clue untuk memaknai 'perasaan', dari sesuatu yang kita indera. Perasaan itu lebih mengarah pada aktivitas kognisi dalam tubuh sama seperti emosi kimiawi yang diproses otak dan tubuh. Perasaan seringkali dipenuhi atau berisi berbagai macam emosi. Perasaan berakhir lebih lama dibanding emosi.
Sedangkan mood lebih bersifat general atau umum. Mereka nggak terikat satu insiden spesifik tetapi meliputi bermacam-macam pemakaian. Mood itu dipengaruhi banyak hal. Yang paling sering mempengaruhi adalah lingkungan, fisiologi dan sektor mental seseorang. Pengaruh lingkungan seperti cuaca, pencahayaan, orang yang ada disekitar bisa sangat mempengaruhi mood seseorang. Selain itu fisiologi seperti apa yang dimakan, bagaimana berolahraga, sesehat apa kita juga berpengaruh. Ditambah keseimbangan mental yang menentukan akan tetap berdiri tegak atau tumbang ditelan mood sedih.
Emotikon sedih (iconfinder.com)
Apakah sering menangkap emosi orang lain meski nggak berinteraksi? Jika 'ya' artinya kamu mempunyai tingkat empati dan terkait hubungan dengan 'dunia luar' tubuh.
Perasaan itu tersebar pada setiap orang seperti virus meskipun kita nggak berinteraksi. Saat bersama kawan atau orang lain yang nggak dikenal, kita bisa menangkap emosi. Baik emosi positif maupun negatif. Manusia adalah makhluk sosial. Karena itu kita selalu punya tendensi untuk berinteraksi dengan emosi orang lain. Misalnya, ketika kamu melihat wajah orang ketakutan, maka kamu akan cepat bereaksi dan menyelamatkan diri. Ini terjadi secara cepat dan instan tanpa adanya perintah dari mana pun kecuali mekanisme alamiah dalam tubuh.
Merasa dingin (india.com)
Well, setelah tahu bedanya bagaimana perasaanmu ketika hujan turun nggak berhenti dan perut keroncongan karena lapar? Tambah merasa sedih atau emosi meningkat kali ya...
Emotikon 'cool' (pinterest.com)