Mengenal Apa Itu Maladaptive Daydreaming dan Gejalanya Rubrik

Mengenal Apa Itu Maladaptive Daydreaming dan Gejalanya

Melamun itu memang menyenangkan ya ges. Apalagi kalau suasana mendukung. Misal, lagi mendung, hujan, pas bangun tidur, atau pas mau tidur. Ada yang melamun aja tanpa mikirin apa-apa. Tapi ada juga yang berkhayal dapat rezeki nomplo.

Nah, kalau kamu gimana? Suka melamun atau berkhayal juga gak? Saking senangnya melamun. Bahkan ada lho orang yang sebagian besar waktunya habis untuk melamun dibandingkan hidup di dunia nyata. Fenomena atau kebiasaan melamun seperti itulah yang disebut "maladaptive daydreaming".    

Tentang Maladaptive Daydreaming

Biasanya untuk orang normal, mereka hanya melamun selama beberapa menit. Hanya karena perhatiannya teralihkan. Atau mau menikmati momen saja.

Namun, pengidap Maladaptive Daydreaming berbeda. Mereka bisa melamun selama berjam-jam. Sehingga seringkali mereka mengabaikan tanggung jawab dan hubungan mereka di dunia nyata.

Selain itu, para penderita Maladaptive Daydreaming dapat mengakibatkan penderita mengalami gangguan fungsi kesehatan dan tekanan klinis.

Bukan Gangguan Mental

Meskipun tidak termasuk dalam kategori gangguan mental. Karena tidak terdapat dalam buku "Diagnostic dan Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V). Banyak ahli kejiwaan yang menyarankan bahwa penderita Maladaptive Daydreaming ini melakukan perawatan dan terapi khusus untuk mengurangi gejala.

Gejala Maladaptive Daydreaming

Ciri-Ciri orang mengidap Maladaptive Daydreaming (lonepack.org)

Jika kamu mulai suka melamun lebih lama dari biasanya. Atau kamu kenal seseorang atau anggota keluarga yang suka melamun. Coba cek deh. Apakah kamu atau mereka memenuhi beberapa gejala Maladaptive Daydreaming di bawah ini?

1. Khayalan sulit dihindari dan berlangsung sangat lama.

2. Khayalan terasa sangat mendalam dan jelas.

3. Sulit melakukan tugas sehari-hari.

4. Lamunan sering dipicu oleh lagu atau film, dan rangsangan eksternal lainnya.

5. Mengalami sulit tidur atau insomnia.

6. Mengalami gerakan berulang-ulang ketika melamun. Biasanya menggoyangkan kaki, atau kepala, atau kedutan.

7. Sulit fokus. Meskipun gejala ini juga kerap terjadi pada penderita ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Meskipun sering dianggap sama dengan skizofrenia. Keduanya ternyata memiliki perbedaan yang mendasar. Khususnya pada tingkat kesadaran penderitanya.

Penderita Maladaptive justru tahu dan sadar bahwa khayalannya itu tidak nyata. Mereka bisa membedakan mana mimpi dan kehidupan nyata. Sedangkan penderita Skizofrenia tidak bisa membedakan realitas dan fantasi.

Semoga kalian aman dari gejala-gejala di atas ya. Tapi ingat, semisal memang mulai merasa gejala-gejala tersebut muncul, dan mulai mengganggu aktivitas, segera konsultasikan ke ahlinya ya!

Pengidap Maladaptive menghabiskan waktu berjam-jam untuk melamun (winnetnews.com)