Apa Itu Stoikisme dan Bagaimana Cara Menjalani Hidup dengan Cara Stoik?

Apa Itu Stoikisme dan Bagaimana Cara Menjalani Hidup dengan Cara Stoik?

Stoikisme adalah filsafat Yunani Kuno dan Romawi kuno yang dirancang untuk membuat kita lebih tangguh, lebih bahagia, lebih berbudi luhur dan lebih bijaksana. Sebagai hasilnya, kita menjadi orang yang lebih baik, orang tua yang lebih baik, dan karier yang lebih baik. 

Stoikisme juga menjadi alat untuk mengejar penguasaan diri, ketekunan, dan kebijaksanaan: sesuatu yang digunakan seseorang untuk menjalani kehidupan yang hebat, bukan bidang penyelidikan akademis yang esoteris.

Awal Mula Stoikisme

Sekitar tahun 304 SM (Sebelum Masehi), seorang saudagar bernama Zeno terdampar dalam pelayaran dagang. Dia kehilangan hampir segalanya. Dalam perjalanannya ke Athena, ia diperkenalkan pada filsafat oleh filsuf Sinis Crates dan filsuf Megarian Stilpo, yang mengubah hidupnya. 

Seperti yang kemudian dilontarkan Zeno, “Saya melakukan perjalanan yang sukses ketika kapal saya karam.” 

Dia kemudian pindah ke tempat yang dikenal sebagai Stoa Poikile, yang secara harfiah berarti “teras dicat”. Didirikan pada abad ke-5 SM—reruntuhannya masih terlihat hingga sekarang, sekitar 2.500 tahun kemudian—teras yang dicat adalah tempat Zeno dan murid-muridnya berkumpul untuk berdiskusi. 

Meskipun para pengikutnya awalnya bernama Zenonian, namun berkat kerendahan hati Zeno, aliran filsafat yang ia dirikan, tidak seperti hampir semua aliran dan agama sebelum atau sesudahnya, pada akhirnya tidak menggunakan namanya.

4 Keutamaan Stoikisme?

Buku tentang Stoik (blibli.com)

Ada 4 nilai paling penting dalam filsafat Stoa, yaitu: keberanian, kesederhanaan, keadilan, dan kebijaksanaan. 

1. Keberanian

Dunia terkadang mengirimkan situasi sulit untukmu agar kamu lebih berani. Anggaplah hal ini bukan sebagai ketidaknyamanan atau bahkan tragedi, melainkan sebagai peluang, peluang untuk menjadi lebih baik dan berani.

2. Kesederhanaan 

Kesederhanaan adalah tentang tidak melakukan apa pun secara berlebihan. Melakukan hal yang benar dalam jumlah yang tepat dengan cara yang benar. Karena “Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali,” kata Aristoteles, “jadi keunggulan bukanlah sebuah tindakan, melainkan sebuah kebiasaan.”

3. Keadilan

Tak hanya berani, kebajikan inti Stoa yang lain adalah melakukan hal yang benar. Tidak ada kebajikan Stoa yang lebih penting daripada keadilan, karena hal itu mempengaruhi semua kebajikan lainnya. Marcus Aurelius sendiri mengatakan bahwa keadilan adalah “sumber dari semua kebajikan lainnya”. 

4. Kebijaksanaan

Kebijaksanaan adalah keutamaan penting dalam hidup. Zeno berkata bahwa kita diberi dua telinga dan satu mulut karena suatu alasan: untuk lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Dan karena kita mempunyai dua mata, kita wajib membaca dan mengamati lebih banyak daripada berbicara.

Marissa Anita membahas tentang Stoikisme (greatmind.id)