Dokter Tirta mengungkapkan apa yang membuat resiko anak muda yang merokok, jauh lebih besar dibandingkan orang zaman dulu.
"Apa gejala rokok itu berlebihan? Kalau pagi-pagi batuk dahaknya putih. Itu sudah berlebihan banget, kalau diterusin umur 45-50 paling mati kamu," kata dr Tirta dalam YouTube HAS Creative.
Tapi sayang, menurutnya tak banyak yang tahu jika perokok zaman dulu itu berbeda dengan perokok zaman sekarang.
Gaya hidup orang zaman dulu jauh lebih sehat. Mereka masih sering menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Sekaligus kualitas udara yang jauh masih lebih baik dibanding saat ini.
"Terus kenapa orang zaman dulu nggak mati-mati karena zaman dulu belum ada polusi. Beneran, ini tak jawab kenapa perokok zaman dulu usianya awet-awet? Karena zaman dulu mereka jalan kaki belum ada motor," ujar dr Tirta.
"Eyang kakung kita ngerokok tingwe (rokok tembakau linting). Ini bukan konspirasi ya, tapi fakta bahwa mereka tuh mereka ngerokok tingwe, tapi mereka ke mana-mana pakai sepeda. Mereka jalan kaki bisa 10 ribu langkah setiap hari. Makannya bukan bakar-bakaran tapi rebus-rebusan, tidak pengawetan. Jadi, walaupun mereka ngerokok, mereka menghindari karsinogenik yang lain," jelasnya.
Sedangkan masyarakat zaman sekarang punya gaya hidup kurang sehat karena jarang melakukan aktivitas fisik.
"Zaman sekarang, sudah ngerokok, party, mageran, order makanan online, nggak pernah olahraga. Terus ketika mereka (di umur) 45 tahun serangan jantung, yang disalahin dirinya sendiri lah," pungkasnya.
Ilustrasi orang merokok (via freepik)