Film horor Indonesia menampilkan sosok hantu wanita. Sebut saja kuntilanak, sundel bolong, noni Belanda, suster ngesot, siluman ular Badarawuhi, hingga karakter hantu ibu di film Pengabdi Setan yang menyeramkan.
Sutradara Joko Anwar mengatakan banyak film horor yang menjadikan perempuan sebagai objek hantu karena sudah ada sejak dulu. Bahkan tidak hanya di perfilman Indonesia saja juga dunia film luar negeri yang memilih eksploitasi sosok hantu wanita, ada hubungannya dengan gothic horor.
“Gothic horror adalah horor yang terinspirasi dari feeling yang diakibatkan oleh masa-masa gothic, di pertengahan abad 12 sampai abad 16,” ujar sutradara film Siksa Kubur di sela-sela acara beberapa tahun lalu, dilansir dari Kumparan.
Film horor juga menampilkan hantu wanita karena perempuan merasa ingin lebih powerfull mengingat ada perasaan tertindas. “Dan ini di film Indonesia banyak sekali yang seperti ini. Sundel bolong, disiksa ketika hidup, ketika jadi hantu mereka balas dendam. Begitu juga dengan banyak sinema horor di Amerika,” tambah Joko.
Alasan kedua karena persepsi laki-laki tidak berdaya dengan kekuatan perempuan. Hal itu dianggap jadi yang menakutkan sehingga banyak pria yang takut melihat hantu wanita d film horor.
“Karena bagi perempuan, perempuan akan merasa empower, bagi laki-laki seram karena perempuan empower. Jadi kedua pihak merasa ada kebutuhan perempuan menjadi hantu di film horor, dan ini bukan cuma di Indonesia, bukan cuma saat ini tapi ini adalah warisan dari zaman dulu,” ceplosnya.
Hantu Wanita di Film Horor Indonesia (Parapuan)
Bahkan yang terbaru ada film Vina: Sebelum 7 Hari yang menampilkan sosok arwah Vina yang menuntut balas sekaligus membongkar siapa pelaku pembunuhnya yang keji. Vina merasuki sahabatnya dan diceritakan bagaimana ia dibunuh bersama pacarnya.
Film Vina: Sebelum 7 Hari sukses ditonton jutaan orang. Banyak yang penasaran dengan cerita film yang diambil dari kisah nyata, kasus pembunuhan yang terjadi di Cirebon tahun 2016 lalu.
Hantu Wanita di Film Horor Indonesia (Kumparan)