Hongguang Mini EV seharga 28.800 yuan (atau setara Rp 68 juta) telah sukses besar dijual di kota-kota dan desa-desa tertentu di Cina. Karena penasaran, seorang profesor Universitas Nagoya Jepang pun membeli mobil tersebut agar bisa membongkarnya. Tujuannya, untuk mengetahui jenis alkimia apa yang digunakan pabrikan untuk menetapkan harga serendah itu.
Rasa ingin tahunya pun membuahkan hasil. Profesor Masayoshi Yamamoto menemukan trik rapi yang dilakukan SAIC-GM-Wuling Automobile: penggunaan suku cadang murah dan tidak tahan lama yang disatukan sedemikian rupa sehingga mudah diganti.
Temuan Profesor Msayoshi Yamamoto yang Bikin Syok
Asosiasi Manajemen Jepang mengimpor Mini EV top-of-the-line, dengan harga 38.800 yuan (Rp91 juta), untuk dipamerkan di sebuah acara.
Profesor Masayoshi Yamamoto dan yang lainnya membongkar kendaraan tersebut setelah pameran dan memperkirakan total biaya suku cadang dan perakitan kendaraan tersebut sebesar 480.000 yen (Rp64 juta).
Nikkei mewawancarai Yamamoto dan memeriksa datanya untuk lebih memahami bagaimana mobil mencapai kinerja biaya yang sangat baik.
Komponen Hongguang Mini EV yang dibongkar Profesor Masayoshi Yamamoto (oto.detik.com)
"Mini EV kemungkinan akan mengalami lebih banyak masalah daripada banyak kendaraan listrik, yang sebagian besar dirancang untuk bertahan selama 20 tahun, atau 200.000 km," ujar Yamamoto usai mengetahui komponen-komponen apa saja yang digunakan di Hongguang Mini EV.
SAIC-GM-Wuling merilis Hongguang Mini EV pada Juli 2020. Empat tempat duduk ini memiliki panjang 2,92 meter dan lebar 1,493 meter, dan motornya ditenagai oleh baterai lithium-ion.
Mini EV tidak memiliki sistem pengereman regeneratif, yang sangat mengurangi biayanya. Pengereman regeneratif mengubah gaya rotasi roda saat mobil melambat menjadi listrik, kemudian mengembalikan daya ke baterai di dalam kendaraan.
Hongguang Mini EV Convertible (dangmerdu.com)
Sistem ini penting untuk memperluas jangkauan kendaraan listrik, tetapi tidak digunakan di Mini EV. Akibatnya, kisaran model kelas atas, yang memiliki baterai dengan kapasitas 13,9 kWh, adalah 170 km, sedikit lebih pendek untuk kapasitas baterai sebesar itu.
Tak hanya itu, Yamamoto juga menemukan bahwa komponen yang dipilih memiliki kualitas yang rendah. Itu tandanya, pabrikan hanya berpegang pada prinsip 'yang penting ada' ketimbang mengutamakan ketahanan dan keamanan. Waduh, kok serem ya ges ya?
Interior Hongguang Mini EV (otomotif.tempo.co)