Begini Kata Peneliti Soal Otak Manusia Usai Meninggal Dunia, Bikin Merinding

Begini Kata Peneliti Soal Otak Manusia Usai Meninggal Dunia, Bikin Merinding

Saat orang meninggal dunia, seluruh organ di tubuh akan berhenti berfungsi. Termasuk detang jantung maupun nafas yang sudah lagi tak terasa. Tetapi, beberapa peneliti menemukan jika akan adanya aktivitas otak manusia beberapa saat ketika meninggal dunia.

Menurut studi yang diterbitkan Frontiers in Aging Neuroscience di tahun 2021, kemungkinan besar otak masih aktif pasca seseorang itu meninggal dunia.

Di saat itu, otak akan memutar ulang beberapa momen tertentu. Seperti halnya ketika kita menonton film, seseorang yang menninggal akan menyaksikan segala kenangan dalam kehidupannya yang disebut dengan istilah 'life recall'.

"Kami mengukur 900 detik aktivitas otak di sekitar waktu kematian dan menetapkan fokus khusus menyelidiki apa yang terjadi pada 30 detik sebelum dan sesudah jantung berhenti berdetak," kata peneliti dan ahli bedah saraf di University of Louisville Amerika Serikat (AS), Dr Ajmal Zemmar, dikutip Selasa (16/4/2024).

"Tepat sebelum dan setelah jantung berhenti bekerja, kami melihat perubahan pada pita osilasi saraf tertentu, disebut osilasi gamma, dan juga yang lain seperti delta, tetha, alpha, dan beta," tambahnya.

Proses ini disebut dengan istilah osilasi otak, yakni pola aktivitas ritmis yang umumnya terdapat di otak manusia yang hidup.

Ilustrasi orang meninggal dunia (via freepik)

Penelitian ini yang pertama pada jenisnya mengukur aktivitas otak hidup selama proses kematian pada manusia. Perubahan serupa pada osilasi gamma sebelumnya diamati pada tikus yang dipelihara di lingkungan yang terkendali.

Artinya ada kemungkinan saat kematian, otak mengatur dan menjalankan respon biologis yang bisa dipertahankan di seluruh spesies.

"Sesuatu yang bisa kita pelajari dari penelitian ini adalah meski orang yang kita cintai menutup mata dan siap meninggalkan kita, otak mungkin memutar ulang sejumlah momen terbaik yang mereka alami dalam hidup mereka," tandasnya.

Ilustrasi otak manusia (via pexels)