Israel berencana melakukan beberapa hal untuk terus menggempur Gaza. Mereka ingin menambah utang senilai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 936 triliun (kurs Rp 15.600) tahun ini dan menunda perekrutan pegawai pemerintah dan kenaikan pajak.
Menurut Financial Times, Selasa (27/2/2024), pemerintah Israel berencana menambah biaya untuk pertahanan mereka dengan anggaran 85% lebih tinggi dari anggaran sebelum berperang.
Kementerian Keuangan Israel menyatakan, hal itu akan mendorong pemerintah untuk belanja perlengkapan tempur menjadi 20% dari anggaran yang ada di tahun ini.
"Kami memperkirakan ada peningkatan belanja pertahanan di Israel pada tahun-tahun mendatang. Inilah sebabnya kami mengambil langkah fiskal sekarang," kata akuntan jenderal Kementerian Keuangan, Yali Rothenberg.
Dia menambahkan, bahwa sebuah komite yang terdiri dari para ahli dari luar pemerintah telah dibentuk untuk memberi nasihat mengenai belanja pertahanan di masa depan.
Sedangkan negara Israel memperoleh pendapatan di 2023 hingga 12 miliar shekel yang di bawah dari perkiraan. Akan tetapi pihak pemerintah tetap mengeluarkan 26 miliar shekel untuk perang.
Israel berperang melawan Hamas di Gaza (via detik)
Dana itu termasuk tambahan US$ 4,7 miliar untuk pertahanan saat Kementrian Keuangan mengeluarkan izin khusus sehingga memungkinkan pemerintah beroperasi di luar anggaran usai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 .
Demi menyeimbangkan pembukuan negara, Israel berencana menaikkan pajak dari 17% menjadi 18% di tahun 2025. Dan untuk tahun ini hingga tahun depan, mereka akan menaikkan pajak rokok, perbankan, dan menunda kenaikan upah di sektor publik.
Ilustrasi perang Israel-Hamas di Gaza (via Antara)